Selasa, 26 November 2013

EKOSISTEM

-->
A.    KOMPONEN EKOSISTEM
Semua organisme memerlukan energi dan materi untuk kelangsungan hidupnya. Energi tersebut diperoleh dari lingkungannya. Produsen, contohnya pada tumbuhan, memerlukan cahaya, air, oksigen, dan karbon di soksida untuk membentuk nutrisi sebagai sumber energinya. Adapun pada hewan, contohnya serangga, membutuhkan produsen sebagai sumber energinya. Serangga pun nantinya akan dimakan oleh konsumen yang lebih tinggi.
Hal ini akan berlangsung terus sehingga akan terjadi aliran energi dan materi. Hal ini akan membentuk suatu siklus atau daur di suatu lingkungan yang sistematis. Semua proses tersebut disebut juga ekosistem.
Menurut Campbell (2006:754), ekosistem merupakan interaksi organisme hidup dengan lingkungan abiotiknya yang terjadi di dalam suatu komunitas. Komunitas merupakan kumpulan beberapa populasi dari berbagai spesies yang hidup di suatu tempat.
Di dalam suatu ekosistem, interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya, melibatkan komponen-komponen, yaitu komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen tersebut mampu memengaruhi perubahan yang terjadi di suatu ekosistem.

1.     Komponen Abiotik
Komponen abiotik merupakan segala hal selain makhluk hidup, misalnya suhu, air, cahaya matahari, angin, bebatuan, dan tanah. Komponen abiotik dapat memengaruhi komponen biotik, begitu pula sebaliknya.

a.      Suhu
Suhu lingkungan merupakan faktor yang sangat penting bagi distribusi atau penyebaran suatu organisme. Hal tersebut karena suhu dapat memengaruhi proses biologis dan kemampuan suatu organism dalam mengatur (regulasi) suhu tubuhnya secara tepat.
b.     Air
Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan. Organisme yang hidup di daerah perairan maupun daratan berbeda dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Organisme yang hidup di air, seperti air tawar maupun air laut harus beradaptasi dengan keadaan air sekitarnya. Di dalam suatu ekosistem, air dapat memengaruhi organisme yang hidup di dalamnya. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi organism dalam suatu ekosistem tersebut, yaitu suhu air, salinitas air, dan tingkat keasaman air.
c.      Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi seluruh organisme hidup. Cahaya matahari menyediakan energi yang memengaruhi suatu ekosistem. Di daratan, tumbuhan menggunakan cahaya matahari untuk melangsungkan proses fotosintesis. Cahaya juga sangat penting bagi perkembangan dan tingkah laku beberapa spesies tumbuhan dan hewan yang sensitif terhadap cahaya, terutama terhadap lamanya waktu siang (day time) dan lamanya waktu malam (night time).
d.     Angin
Angin dapat memengaruhi suhu lingkungan serta organisme yang hidup di dalamnya. Angin dapat memengaruhi organisme, seperti meningkatkan penguapan (evaporasi) pada hewan sehingga suhu tubuhnya berkurang dan meningkatkan transpirasi pada tumbuhan. Angin juga memiliki pengaruh yang positif bagi tumbuhan, seperti membantu penyerbukan tumbuhan.
e.      Bebatuan dan tanah
Struktur fisik, pH, dan komposisi mineral dari bebatuan dan tanah dapat  memengaruhi jenis dan distribusi tumbuhan serta hewan yang memakan tumbuhan di atas tanah tersebut. Tanah merupakan media pertumbuhan dan tempat hidup bagi makhluk hidup. Misalnya, bagi tumbuhan, tanah merupakan tempat menancapkan akar dan sumber nutrisi. Adapun bagi sebagian hewan, tanah merupakan sarana untuk tempat tinggal serta berlindung dari pemangsa.
2.     Komponen Biotik
Komponen biotik meliputi makhluk hidup. Komponen biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan serta organisme hidup lainnya. Sesama komponen biotik ini dalam suatu ekosistem terjadi interaksi. Interaksi yang terjadi dapat memengaruhi kepadatan maupun penyebaran suatu spesies dalam suatu ekosistem.
Di dalam suatu ekosistem, setiap komponen biotik memiliki cara hidup berbeda dengan komponen biotik yang lainnya sehingga interaksi yang terjadi dapat menghasilkan berbagai macam karakter dalam suatu ekosistem. Interaksi yang terjadi ini tidak hanya antarkomponen biotik, tetapi juga dengan komponen abiotiknya sebagai lingkungan tempat komponen biotik hidup.
Misalnya, di padang rumput interaksi yang terjadi antarkomponen biotiknya adalah antara tumbuhan dan binatang herbivora (pemakan tumbuhan). Hal tersebut memunculkan karakter, bahwa di padang rumput hewan dominan yang hidup adalah hewan herbivora. Adapun interaksi antara komponen biotik dan komponen abiotiknya, misalnya karakter kecepatan angin di daerah padang rumput dan tumbuhan semak (rumput). Kecepatan angin di daerah ini cukup kencang karena tumbuhan yang ada hanya tumbuhan kecil seperti semak sehingga tidak ada penghalang angin melewati daerah tersebut.

3.     Satuan Organisasi dalam Ekosistem
Ekosistem merupakan suatu kesatuan fungsional yang cukup kompleks. Di dalamnya terdapat komponen abiotik dan biotik yang saling berhubungan atau berinteraksi. Di dalam suatu ekosistem terdapat satuan organisasi yang berbeda. Satuan organisasi yang menyusun ekosistem terdiri atas individu, populasi, dan komunitas.
Individu merupakan satuan fungsional yang paling kecil di dalam suatu ekosistem. Individu adalah organisme yang hidupnya berdiri sendiri dan secara fisiologi bersifat bebas, misalnya satu ekor monyet. Satu ekor monyet ini merupakan organisme yang hidupnya berdiri sendiri.
Tingkat organisasi selanjutnya dalam suatu ekosistem, disebut populasi. Populasi adalah sekumpulan individu yang sejenis atau satu spesies yang menempati habitat tertentu dalam satu waktu tertentu.
Adapun tingkat organisasi tertinggi dari suatu ekosistem, yaitu komunitas. Komunitas merupakan sekelompok populasi dari berbagai spesies yang menghuni suatu daerah. Misalnya, komunitas sawah. Di dalam sawah terdapat berbagai macam populasi, seperti populasi padi, populasi ular, populasi katak, dan populasi burung.

B.    TIPE-TIPE EKOSISTEM
Ekosistem tersusun atas berbagai komponen dan satuan organisasi yang menyusunnya. Di dalam ekosistem terjadi interaksi antar komponen yang menjadikan ekosistem memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karenanya, ekosistem terdiri atas beberapa tipe. Ekosistem terdiri atas ekosistem darat, ekosistem air tawar, dan ekosistem air laut.
1.     Ekosistem Darat
Ekosistem darat atau dikenal juga ekosistem terestrial, merupakan wilayah atau lingkungan fisiknya berupa daratan. Pengelompokan ekosistem darat didasarkan atas tipe struktur vegetasi yang dominan hidup atau dinamakan bioma. Jenis bioma terdiri atas bioma gurun, bioma padang rumput, bioma savana, bioma hutan hujan tropis, bioma taiga, dan bioma tundra.
a.      bioma gurun,
Gurun merupakan daerah kering yang curah hujannya hanya 20 cm per  tahun. Vegetasi dominan pembentuk bioma gurun adalah kaktus. Adapun hewan yang hidup di bioma ini umumnya aktif pada malam hari atau nokturnal. Hal tersebut merupakan adaptasi terhadap suhu lingkungan yang sangat panas dan untuk mengurangi kehilangan cairan tubuh.
b.     bioma padang rumput,
Bioma ini memiliki karakteristik beriklim sedang, dengan curah hujan berkisar antara 25–75 per tahun dan vegetasi dominannya adalah rumput. Sistem perakaran rumput bercabang-cabang sehingga apabila terjadi kemarau bioma ini akan tetap berwarna hijau karena akarnya bercabang banyak di dalam tanah untuk mengambil air. Adapun hewan yang hidup di bioma ini adalah kelinci, serigala, dan kuda.
c.      bioma tundra,
Tundra memiliki dua jenis, yaitu tundra artik dan tundra alpin. Tundra artik adalah tundra yang berada dekat daerah kutub utara sedangkan tundra alpin adalah tundra yang terdapat di dataran tinggi atau puncak gunung. Vegetasi yang dominan di bioma tundra adalah rumput alang-alang dan lumut daun. Adapun hewan yang terdapat pada bioma ini, antara lain kelinci dan serigala.
d.     bioma savana,
Savana merupakan padang rumput yang didominasi oleh rumput dengan semak serta pohon yang terpencar. Savana memiliki curah hujan sekitar 90–150 cm per tahun. Hewan yang hidup di dalamnya, antara lain gajah, kuda, dan jerapah.
e.      bioma hutan hujan tropis,
Bioma ini terdapat di daerah khatulistiwa termasuk sebagian besar wilayah Indonesia. Bioma hutan hujan tropis memiliki suhu rata-rata 25°C dan curah hujan yang cukup tinggi, yaitu antara 200–400 cm per tahun. Vegetasi yang hidup di daerah ini sangat heterogen atau beraneka ragam. Hewan yang hidup di dalamnya, antara lain monyet, harimau, dan serangga.
f.      bioma taiga,
Taiga merupakan bioma yang memiliki ciri beriklim musim dingin yang panjang. Taiga disebut juga hutan konifer (pinus). Hutan ini selalu hijau oleh karenanya konifer disebut juga tumbuhan evergreeen. Vegetasi yang dominan pada bioma ini adalah tumbuhan pinus. Adapun hewan yang hidup pada bioma ini, antara lain kelinci, serangga, dan beruang.



2.     Ekosistem Air Tawar
Ekosistem ini memiliki beberapa karakteristik, seperti variasi suhu yang perubahannya tidak menyolok, tumbuhan yang dominannya alga, dan keadaan lingkungannya dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Ekosistem air tawar dibagi menjadi dua, yaitu lotik dan lentik. Ekosistem air tawar lotik merupakan perairan berarus, contohnya adalah sungai. Adapun ekosistem air tawar lentik memiliki ciri airnya tidak berarus. Contoh perairan lentik adalah danau. Danau memiliki tiga wilayah horizontal, yaitu zona limnetik, zona litoral, dan zona profundal.
Zona limnetik adalah wilayah perairan yang masih bisa di tembus oleh cahaya matahari. Di zona ini banyak didominasi oleh zooplankton dan nekton. Zona litoral merupakan wilayah tepi pada danau dan sungai. Organisme yang hidup di dalamnya adalah katak, serangga, dan Hydrilla. Adapun zona profundal adalah daerah dasar pada suatu danau atau kolam. Organisme yang hidup di dalamnya adalah dekomposer.

zona.jpg

3.     Ekosistem Air Laut
Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang paling luas di bumi ini. Ekosistem air laut memiliki tiga jenis zona, yaitu zona litoral, neritik, dan pelagik. Zona litoral merupakan daerah pantai yang terletak di antara pasang tertinggi dan surut terendah. Zona neritik adalah daerah laut dangkal yang selalu tertutup air meski pada waktu surut.
Adapun zona pelagik adalah daerah perairan terbuka yang memiliki kedalaman 6.000–10.000 m. Zona pelagik terdiri atas daerah epipelagik, mesopelagik, dan batipelagik.

laut.jpg

C.    SUKSESI
Suatu komunitas keadaannya tidak akan selalu tetap, tetapi selalu mengalami perubahan. Perubahan ini biasanya terjadi dari suatu komunitas menuju bentuk komunitas lainnya. Misalnya, perkebunan kelapa sawit yang dibiarkan setelah masa panen dan tidak ditanami lagi, apabila dibiarkan akan tumbuh tanaman spesies lain yang akan menggantikan formasi kelapa sawit.
Hal tersebut menyebabkan perubahan di komunitas tersebut. Perubahan atau perkembangan suatu komunitas melalui tahap-tahap tertentu disebut suksesi. Terdapat dua tipe suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
1.   Suksesi Primer
Suksesi primer merupakan munculnya suatu komunitas baru pada suatu daerah yang sebelumnya tidak terdapat komunitas. Contoh suksesi primer terjadi pada gunung berapi yang telah meletus. Daerah sekitar akan mengalami kerusakan dan tidak terdapat organisme. Lama-kelamaan daerah sekitarnya tersebut akan ditempati kembali oleh organisme. Organisme awal atau pionirnya adalah lichenes (lumut kerak).
2.   Suksesi Sekunder
Suksesi sekunder merupakan pembentukan suatu ekosistem yang telah rusak ke keadaan awalnya sebelum terganggu. Suksesi ini dapat terjadi karena kebakaran, perusakan oleh manusia, dan gempa bumi. Proses suksesi sekunder ini lebih cepat dibandingkan dengan suksesi primer. Hal ini dikarenakan pada suksesi sekunder tidak diperlukan lagi adanya tahapan pembentukan komunitas pionir.

suksesi.jpg





D.    PERAN KOMPONEN EKOSISTEM
Komponen abiotik maupun komponen biotik memiliki perannya masing-masing di dalam suatu ekosistem. Di dalam ekosistem, terjadi interaksi antarkomponen ekosistem. Terdapat beberapa jenis interaksi yang berlangsung di dalam ekosistem, yaitu interaksi antarindividu, interaksi antarpopulasi, dan interaksi antara komponen abiotik dan biotik.
Interaksi antarindividu merupakan interaksi yang dapat terjadi pada individu sejenis ataupun berbeda jenis. Setiap organisme hidup di suatu tempat atau habitat. Organisme atau individu sejenis membentuk kumpulan atau kelompok dan dalam kurun waktu tertentu akan membentuk populasi.
Dari terbentuknya populasi akan timbul interaksi antarpopulasi. Interaksi antarpopulasi ini terjadi tidak hanya dengan populasi yang speciesnya sama, tetapi juga dengan populasi dari spesies yang berbeda. Kumpulan berbagai macam populasi yang saling berinteraksi ini membentuk komunitas. Di dalam komunitas, interaksi tidak hanya terjadi antar komponen biotik saja, tetapi juga komponen biotik dan komponen abiotiknya.
Di dalam ekosistem, setiap komponen memiliki peran. Individu, populasi, komunitas, serta lingkungan abiotiknya mampu menimbulkan aliran energi dan daur biogeokimia.
1.     Peran Komponen Energi dalam Aliran Energi
Di dalam suatu ekosistem, terjadi interaksi antara komunitas dan komunitas lainnya serta lingkungan abiotiknya. Interaksi ini dapat menyebabkan aliran energi melalui peristiwa makan dan dimakan (predasi). Pada peristiwa aliran energi ini, komponen ekosistem, khususnya komponen biotik, memiliki tiga peran dasar, yaitu sebagai produsen, konsumen dan dekomposer.
Menurut Campbell (1998: 1146), penyusun utama produsen dalam suatu ekosistem, khususnya di daratan adalah tumbuhan. Organisme ini mampu membuat makanannya sendiri dengan bantuan sinar matahari. Peristiwa ini disebut fotosintesis. Produsen merupakan organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu menyusun atau membuat makanannya sendiri. Adapun konsumen adalah organisme heterotrof, yaitu organism yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhannya, organisme ini bergantung pada organisme lain.
Komponen biotik yang terakhir, yaitu dekomposer (pengurai). Dekomposer adalah organisme yang menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati menjadi zat-zat organik sederhana. Zat-zat sederhana ini akan digunakan kembali oleh produsen sebagai bahan nutrisi untuk membuat makanannya. Proses tersebut akan berlangsung terus-menerus di dalam suatu ekosistem.
Adanya peran komponen biotik sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer menimbulkan aliran energi dari produsen, konsumen hingga ke dekomposer. Proses aliran energi ini terjadi pada peristiwa rantai makanan.
rantai.jpg
Peristiwa perpindahan energi terjadi melalui proses makan dan dimakan di dalam suatu rantai makanan. Peristiwa tersebut membentuk struktur trofik. Struktur trofik terdiri atas tingkat-tingkat trofik. Setiap tingkat trofik terdiri atas kumpulan berbagai organisme.
Tingkat trofik pertama ditempati oleh produsen atau organisme autotrof. Pada tingkat ini, produsen ekosistem darat adalah tumbuhan, sedangkan pada ekosistem perairan adalah ganggang dan fitoplankton. Tingkat trofik kedua ditempati oleh organism heterotrof atau konsumen. Konsumen adalah organisme yang bergantung kepada organisme lain sebagai sumber makanannya. Konsumen pada tingkat trofik kedua ini adalah herbivora. Konsumen juga terdiri atas tingkat trofik ketiga, keempat, dan seterusnya.
Aliran energi tidak hanya terjadi pada tingkatan yang sederhana, yaitu rantai makanan, tetapi terjadi juga pada tingkatan yang lebih kompleks, yaitu pada jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan ini tersusun oleh beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Aliran energi mulai dari produsen hingga konsumen, jumlah akhirnya tidak sama.
Apabila disusun secara berurutan mulai dari produsen hingga konsumen, jumlah energi yang ada akan berbentuk seperti piramida. Setiap potongan dalam piramida tersebut menunjukkan jumlah energi yang tersimpan. Kehilangan energi dari rantai makanan dapat digambarkan dalam bentuk piramida energi. Pada piramida energi, semakin ke puncak energi yang tesimpan semakin sedikit. Adapun berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dapat digambarkan dengan piramida biomassa. Adapun, piramida jumlah, dapat menggambarkan perbedaan jumlah individu pada setiap tingkat trofik.

2.     Peran Komponen Energi dalam Daur Biogeokimia
Unsur-unsur kimia baik organik maupun anorganik sangat dibutuhkan oleh setiap komponen dalam suatu ekosistem. Di dalam suatu ekosistem, jumlah unsur-unsur kimia tersebut terbatas. Oleh karenanya, harus ada daur ulang unsur-unsur kimia yang ada agar tetap tersedia dan kebutuhan organisme akan unsur-unsur kimia terpenuhi. Selain unsur-unsur kimia, air pun mengalami daur ulang.
Menurut Campbell (1998: 1153), daur ulang berbagai jenis unsure nutrien yang melibatkan komponen ekosistem baik komponen abiotik dan komponen biotik disebut juga daur biogeokimia. Nutrien disini mencakup air, karbon, nitrogen, dan fosfor.
Setiap unsur nutrien mengalami berbagai jenis siklus. Siklus tersebut merupakan bagian dari daur biogeokimia. Daur biogeokimia ini dikenal ada beberapa macam, yaitu siklus air, siklus karbon, siklus nitrogen, dan siklus fosfor.
a.     Siklus Air
Air merupakan materi yang sangat dibutuhkan oleh organisme hidup. Air ini dimanfaatkan oleh berbagai organisme dengan cara bermacammacam. Pada tumbuhan, air di dalam tanah diserap melalui akar. Air digunakan untuk pertumbuhan, selebihnya air dilepaskan dalam bentuk uap air ke udara (atmosfer). Proses pelepasan air dari tanah ke udara dalam bentuk uap air disebut evaporasi. Adapun uap air yang dilepaskan oleh tumbuhan ke udara disebut transpirasi.
Pada manusia dan hewan, air diperoleh dengan cara meminumnya dan juga dari tumbuhan serta hewan yang dimakan. Air keluar dari tubuh manusia dan hewan dalam bentuk keringat dan urine. Air hasil dari evaporasi dan transpirasi organisme, terkumpul di udara sehingga menyebabkan kelembapan di atmosfer meningkat. Akibatnya terbentuklah awan, kemudian turunlah hujan. Air hujan akan terus mengalir ke permukaan tanah dan digunakan kembali oleh seluruh organisme hidup. Siklus ini akan terus berlangsung di dalam kehidupan.
siklus air.jpg

b.     Siklus Karbon
Karbon merupakan unsur dasar dari semua senyawa organik. Di atmosfer, karbon terdapat dalam bentuk gas karbon dioksida (CO2). Karbon dioksida dalam suatu lingkungan dibutuhkan oleh produsen, yaitu tumbuhan. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida sebagai penyusun bahan organik melalui proses fotosintesis. Bahan organik tersebut berupa glukosa. Glukosa ini merupakan sumber energi bagi tumbuhan untuk pertumbuhannya. Kemudian, bahan organik dari tumbuhan digunakan oleh organisme lainnya melalui rantai makanan. Bahan organik pada tumbuhan banyak terkandung dalam batang. Adapun pada manusia dan hewan, bahan organik banyak terdapat pada bagian tulang.
Ketika organisme mati, baik manusia, hewan, ataupun tumbuhan, akan diuraikan menjadi karbon dioksida oleh dekomposer. Akibat proses perubahan suhu dan tekanan bumi, organisme yang membusuk ini dapat membentuk fosil. Proses pembentukan fosil berlangsung sangat lama hingga mencapai jutaan tahun. Fosil ini dapat membentuk bahan bakar fosil berupa batubara dan minyak bumi. Bahan bakar fosil digunakan sebagai bahan bakar kendaraan dan menghasilkan karbon dioksida. Karbon dioksida ini kembali memasuki siklus karbon dan akan berlangsung demikian seterusnya.
karbon.jpg
c.      Siklus Nitrogen
Nitrogen merupakan salah satu unsur yang penting dalam ekosistem. Menurut Campbell (1998: 1156) jumlah nitrogen yang terdapat di atmosfer sekitar 80% dari berbagai gas-gas yang ada di atmosfer. Nitrogen ditemukan dalam semua asam amino, yang merupakan komponen penyusun protein pada organisme. Nitrogen yang tersedia bagi tumbuhan hanya dalam dua bentuk mineral tanah, yaitu amonia (NH4+) dan nitrat (NO3–).
Beberapa bakteri dapat mengikat nitrogen secara langsung dari udara, contohnya Azotobacter. Azotobacter mampu mengubah nitrogen menjadiamonia. Amonia kemudian akan diubah menjadi senyawa ion nitrit (NO2) oleh bakteri nitrit. Ion nitrit ini diubah lagi menjadi ion nitrat (NO3–). Oleh tumbuhan, ion nitrat diubah menjadi molekul organik berupa asamamino. Tumbuhan sebagai produsen yang mengandung nitrogen ini akandimanfaatkan oleh konsumen dan dekomposer. Dekomposer ini mampumengubah senyawa amino menjadi amonia. Siklus ini akan berlangsungterus-menerus dalam suatu ekosistem.
nitrogen.jpg
d.     Siklus Fosfor
Fosfor di alam terdapat dalam bentuk ion fosfat (PO4 3–). Ion fosfat di alam terdapat dalam bebatuan. Ion fosfat dalam bebatuan ini akan terbawa menuju perairan melalui proses pelapukan bebatuan dan erosi. Di perairan ini, fosfat tersebut akan membentuk endapan. Oleh karena pergerakan dasar bumi yang tidak stabil, menyebabkan endapan ini muncul ke permukaan.
Adapun di darat, ion fosfat diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah. Kemudian, tumbuhan tersebut dimakan oleh herbivora dan herbivore dimakan oleh karnivora. Pada hewan, fosfat dikeluarkan melalui urine dan feses. Oleh dekomposer, ion fosfat yang merupakan senyawa anorganik ini akan diuraikan dan menjadi fosfor (P) di dalam tanah. Fosfor di dalam tanah ini kemudian di ambil kembali oleh tumbuhan. Proses tersebut akan terus berlangsung membentuk suatu siklus, yang dinamakan siklus fosfor.
fosfor.jpg


E.    PEMANFAATAN KOMPONEN EKOSISTEM BAGI KEHIDUPAN
Komponen ekosistem yang terdiri atas komponen biotik dan komponen abiotiknya memiliki manfaat penting bagi kehidupan ini. Komponen abiotik, contohnya air, merupakan materi yang tidak dapat dipisah dari kehidupan ini. Air merupakan komponen yang penting dalam siklus biogeokimia. Banyak sekali manfaat air bagi kehidupan, contohnya sebagai sarana transportasi, pengairan persawahan, dan bahkan sebagai penggerak turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Contoh komponen lainnya yang juga memiliki peran penting bagi kehidupan adalah cahaya matahari, tanah, dan suhu. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi hampir seluruh makhluk hidup di bumi ini. Bagi tumbuhan, cahaya matahari digunakan untuk proses fotosintesis. Fotosintesis bertujuan menghasilkan zat makanan bagi tumbuhan. Manusia memanfaatkan cahaya matahari untuk beberapa keperluan. Manusia umumnya memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh radiasi cahaya matahari, seperti untuk menjemur pakaian, mengeringkan ikan asin, menguapkan tambak garam untuk diambil garamnya, bahkan untuk menggerakkan motor listrik tenaga surya.
Komponen abiotik lainnya dalam suatu ekosistem, contohnya tanah. Tanah bagi sebagian organisme sangatlah penting. Bagi tumbuhan, tanah merupakan tempat untuk menancapkan tubuhnya agar dapat tumbuh dan tegak. Selain itu, bagi tumbuhan, tanah juga merupakan tempat terdapatnya sumber makanan, seperti unsur-unsur nutrien. Kemudian, tanah bagi hewan-hewan tertentu, berfungsi sebagai tempat tinggal dan pelindung dari pemangsa serta cuaca yang ekstrim.
Komponen biotik, seperti produsen, konsumen, dan dekomposer yang di dalamnya mencakup manusia, hewan, tumbuhan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan. Masing-masing dari komponen tersebut dapat saling berinteraksi dan terlibat dalam proses perpindahan energi pada suatu rantai makanan. Apabila salah satu dari komponen tersebut punah atau langka maka akan terjadi ketidakseimbangan ekosistem, yang mana hal ini sangat merugikan bagi manusia.

Minggu, 24 November 2013

MOTIVASI


Definisi Motivasi 
Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang berarti dorongan atau pengalasan. Motiv sendiri berarti alasan, sebab, dan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.


           Motif → Motivasi ; daya penggerak yang telah menjadi aktif
 
 

 
Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau sangat mendesak. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.      Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan 3 hal, sebagai berikut:
  1. Motivasi mengawasi terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia yang diwujudkan dalam kegiatan fisik 
  2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi, dan emosi seseorang (dapat menentukan tingkah laku seseorang) 
  3.  Motivasi terangsang karena danya tujun. Motivasi eupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan, dan tujuan berkaitan dengan kebutuhan.
Dengan kata lain, motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan. 
Motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis non-intelektual, karena berperan khas dalam menumbuhkan gairah, perasaan senang atau semangat untuk belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang kuat, cenderung akan mempunyai banyak energi untuk belajar.
Contoh : bisa saja peserta didik yang berintelektual tinggi gagal dalam ujian, hal ini dikarenakan kurangnya motivasi belajar dalam diri peserta didik tersebut.
Motivasi berkaitan erat dengan minat, yaitu suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang mampu membangkitkan nilai bila yang dilihatnya tersebut berkaitan erat dengan kepentingannya. Minat timbul akibat dari adanya partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar dan atau bekerja.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

1.    Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri individu)
a. Persepsi individu mengenai diri sendiri, seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu, tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak
b. Harga diri dan prestasi, faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta dapat mendorong individu untuk berprestasi
c.    Harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
d.   Kebutuhan, manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
e.  Kepuasan kerja, lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
2.    Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri individu)
a.   Jenis dan sifat pekerjaan, dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud,
b.    Kelompok kerja dimana individu bergabung, kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu, peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
c.  Situasi lingkungan pada umumnya, setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya
d.   Sistem imbalan yang diterima, imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.

Faktor Kegiatan Bersama-sama yang Mempengaruhi Motivasi Peserta didik



 B.   Peranan motivasi dalam pembelajaran
Motivasi merupakan energi untuk memulai dan mampu terus belajar. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pula kegiatan belajarnya, karena motivasi menentukan intensitas usaha belajar dari peserta didik/pembelajar. Motivasi berkaitan dengan prestasi yang akan dicapai, peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, akan tergerak untuk belajar lebih giat lagi dan tentunya hal ini akan membawa keberhasilan dalam prestasinya.
Dengan kata lain, orang sukses merupakan orang yang memiliki motivasi yang tinggi, bila menginginkan peserta didik yang memiliki prestasi yang tinggi, maka anak tersebut harus terus dibangun motivasinya. Motivasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut penting untuk diketahui dan diperhatikan oleh guru agar motivasi yang dapat tersampaikan secara optimal. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
            1.    Cita-cita peserta didik
           Bila kegiatan belajar yang dilangsungkan sesuai dengan cita-cita peserta didik, tentunya kegiatan akan lebih menarik dan membuat peserta didik lebih rajin belajar. Namun, bila belajar tidak sesuai dengan cita-cita, maka cenderung akan timbul rasa jenuh, sulit dan malas untuk belajar atau dengan kata lain, tidak memiliki motivasi untuk belajar. Akibatnya prestasi belajar peserta didik menurun atau jelek. Itulah sebabnya, kenapa sering dijumpai anak yang ketika masa SD atau SMP nya memiliki motivasi belajar yang tinggi, namun ketika di SMA atau kuliah motivasi belajarnya menurun, yang terbukti dari prestasi akademiknya yang kurang baik. Hal ini, disebabkan karena adanya kesenjangan antara kegiatan belajar dengan cita-cita pembelajar/peserta didik. Untuk mensiasati hal ini, tentunya harus terjalin komunikasi yang baik dengan keluarga, sebelum mengambil keputusan. Namun, bila sudah berada di kondisi belajar yang tidak sesuai dengan cita-cita, sebaiknya pembelajar/peserta didik harus berorientasi pada masa depan dan kesempatan-kesempatan yang ada, serta berusaha memotivasi diri dengan mencari tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2.    Kemampuan peserta didik
Kemampuan intelektual setiap orang berbeda-beda. Tentunya hal ini membuat guru tidak dapat memaksakan bahwa semua peserta didik di kelasnya harus memiliki kemampuan yang sama. Karena itu, motivasi guru sangat penting untuk membantu peserta didik dengan kemampuan yang berbeda-beda, peserta didik yang rendah kemampuan akademiknya di suatu bidang studi, salah satu penyebabnya bisa saja karena rendahnya motivasi peserta didik terhadap bidang studi tersebut.
3.    Kondisi peserta didik
Terbagi menjadi dua, yaitu kondisi fisik dan psikologis. Namun, keduanya saling mempengaruhi, sebagaimana pepatah menyatakan “di dalam jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang kuat”. Bila kondisi fisiknya sedang buruk, gairah belajar tentunya akan menurun pula. Begitupun bila kondosi psikologisnya sedang tidak baik, tentunya ia akan kesulitan untuk fokus dalam belajar.
4.    Kondisi lingkungan belajar
Terbagi menjadi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah tempat dimana pesert didik belajar, sedangkan lingkungan sosial adalah suatu tempat dimana individu berinteraksi dengan orang lain (lingkungan sepermainan, sebaya, kelompok belajar). Bila lingkungan peserta didik tidak terbiasa dengan kegiatan belajar, maka ia akan sulit membudayakan belajar dalam dirinya.
5.    Upaya guru dalam medidik peserta didik
Guru yang memiliki motivasi dan semangat yang tinggi dalam mendidik peserta didiknya, tentunya akan memotivasi peserta didik untuk semangat pula dalam menerima materi yang disampaikan guru tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi peserta didik, yaitu dengan memberikan materi yang menarik, terbaik dan dengan metode pengajaran yang bervariasi, sehingga peserta didik akan termotivasi dalam belajar.

Motivasi memiliki 3 fungsi utama dalam pembelajaran, yaitu:
1.    Pendorong/penggerak dalam melakukan setiap usaha/kegiatan belajar, karena mampu melepaskan energy positif/membuat lebih bersemangat dalam belajar
2.    Menentukan arah kegiatan usaha, yaitu kea rah tujuan yang hendak dicapai
3.    Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai dalam mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang peserta didik yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab kegiatan tersebut tidak mendukung tujuannya.

Peranan motivasi dalam pembelajaran, yaitu:
1.    Membuat peserta didik bersemangat dalam belajar.
2.    Mata pelajaran yang dulunya tidak disukai peserta didik bisa menjadi mata pelajaran yang paling disukainya.
3.    Peserta didik menjadi lebih kreatif dan fokus dalam belajar, misalnya menyusun jadwalnya dengan baik dan benar.
4.    Peserta didik menjadi rajin dalam mengerjakan tugas, membaca, menulis dan sebagainya.
5.    Guru tidak perlu menggunakan kekerasan dalam menyuruh peserta didik untuk belajar, cukup dengan memotivasi anak tersebut.
6.    Tanpa di awasi oleh guru atau pun orang tua peserta didik dapat belajar dengan baik.
7.    Peserta didik akan mengurangi sikap yang kurang menguntungkan atau kurang baik, misalnya bermain atau menonton tv.
8.    Bila gagal, ia tidak akan menyerah dan mencobanya lagi(pantang menyerah).
9.    Menyadarkan kepada peserta didik, bahwa belajar dapat memberikan bekal peserta didik dalam bekerja atau hidup pada waktu yang akan datang.

Upaya/cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik
1.    Menjelaskan kepada peserta didik tujuan belajar yang akan dicapai oleh  peserta didik.
  1. Menjauhkan konstrain (kendala) dalam pembelajaran, agar peserta didik mampu fokus pada pembelajaran
  2. Mengoptimalkan pengalaman/kemampuan yang dimiliki peserta didik. Biarkan peserta didik mengangkap pengetahuan dengan cara/pandangannya sendiri (jangan dipaksakan mengikuti pandangan guru), kemudian kaitkan kegiatan belajar sekarang dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik terhadap materi tersebut. Gali lebih dalam lagi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik dengan menggunakan tes lisan/tulisan dan kemudian berilah kesempatan kepada peserta didik untuk membandingkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan sekarang terhadap materi yang sama.
  3. Kembangkan cita-cita peserta didik. Cita-cita merupkan tujuan yang ingin dicapai oleh individu. Peserta didik umumnya akan lebih termotivasi untuk belajar, bila ia tahu belajar merupakan cara yang paling tepat untuk menggapai cita-cita tersebut. Pengenalan cita-cita ini, dapat dilakukan dengan meminta peserta didik mengisi daftar cita-cita dari yang paling diinginkan hingga yang tidak diminati. Kemudian, hasil pengenalan cita-cita ini dapat dikomunikasikan dengan peserta didik dan orang tuanya. Orang tua perlu tahu agar mereka tidak memaksakan cita-cita kepada anaknya, tanpa menanyakan anaknya berminat atau tidak. Sedangkan, untuk peserta didik pada taraf pendidikan yang lebih tinggi, pengembangan cita-cita dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih prodi yang sesuai dengan cita-citanya.
  4. Memberikan pemahaman kepada peserta didik, kalau belajar merupakan suatu kebutuhan bagi peserta didik, dengan belajar, maka apa yang dicita-citakan peserta didik akan tercapai
  5. Memberikan suasana yang nyaman dan kondusif, sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan tercipta perasaan suka terhadap pelajaran yang disampaikan guru
  6. Menyiapkan bahan ajar yang menarik
  7. Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan
  8. Meyakinkan peserta didik bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi dengan memanfaatkan motivasi belajar yang tinggi
  9. Memberikan hadiah kepada peserta didik yang berprestasi yaitu berupa hadiah yang memiliki potensi yang mendorong peserta didik menyukai pelajaran yang disampaikan guru
  10. Melakukan manajemen kelas yang memungkinkan terciptanya suasana yang nyaman bagi anak, misalnya penempatan meja yang bervariasi agar peserta didik tidak bosan
  11. Mengundang sumber belajar untuk berbagi pengalaman dengan peserta didik
  12. Melakukan pembelajarn di luar kelas, bahkan di luar sekolah, agar peserta didik tidak bosan, karena pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas.
  13. Memberikan perhatian maksimal
  14. Membantu kesulitan belajar peserta didik
  15. Memberikan aktivitas dengan tingkat kesulitan tingkat menengah sehingga tidak akan membosankan peserta didik karena terlalu mudah atau membuat peserta didik putus asa karena terlalu sulit.
  16. Memberikan informasi dan ide yang dikaitkan dengan pengetahuan peserta didik, serta kejutan dan incongruity dalam aktivitas yang dilakukan di kelas.
  17. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih aktivitas dan terlibat dalam pembuatan peraturan dan prosedur di kelas sehingga peserta didik merasa memiliki control.
  18. Pemberian hadiah atau pujian kepada peserta didik atas hasil usahanya
  19. Tanamkan pada peserta didik untuk tidak pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan                        


C.   Jenis-jenis motivasi
Secara umum, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu :
1.    Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri individu. Menurut Conny R. Semiawan, motivasi yang bersifat internal memiliki peranan yang sangat besar bagi terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Motivasi yang bersifat internal dalam kaitannya dengan kegiatan belajar peserta didik, misalnya peserta didik mempelajari matematika karena peserta didik tersebut menyukai mata pelajaran matematika. Peserta didik tersebut merasa senang dan bersungguh-sungguh ketika mengikuti pelajaran matematika. Hal tersebut pasti mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Segala sesuatu atas dasar suka, pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik. Motivasi intrinsik berupa motivasi belajar, tanggung jawab, dan berkarya sebenarnya sudah ada dalam diri manusia karena manusia merupakan makhluk yang selalu ingin berprestasi. Walaupun demikian, motivasi ini senantiasa berubah kualitasnya, suatu ketika motivasi ini bisa meningkat atau bisa juga menurun. Hal ini tergantung pada kondisi psikologis individu, kondisi lingkungan, tujuan hidup dan prestasi yang ingin dicapai. Contoh motivasi intrinsik, yaitu seorang peserta didik mempelajari sebuah buku pelajaran karena ia termotivasi untuk mengetahi isi atau bahan berupa pengetahuan yang ia dapatkan/karena ia memang menyukai materi pelajaran tersebut. Contoh lainnya seorang anak sungguh-sungguh membuat puisi yang menarik, karena anak tersebut benar-benar menyukai puisi. Contoh lain misalnya, anak menyanyi dengan keras dan suara yang merdu karena anak tersebut memang suka bernyanyi.
2.    Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu yang muncul karena rangsangan dari luar. Dorongan tersebut bisa dari guru, teman, orangtua, serta dari lingkungan sekitar individu. Guru mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Misalnya, peserta didik senang belajar matematika karena ingin mendapatkan nilai bagus. Motivasi erat kaiatannya dengan kebutuhan, sehingga guru senantiasa harus meyakinkan peserta didik bahwa pelajaran yang didapat peserta didik di sekolah sangat penting manfaatnya bagi peserta didik. Dengan hasil belajar yang memuaskan maka akan tercapai sukses yang dicita-citakan bagi peserta didik. Selain itu, sikap yang terpuji atas hasil belajar juga diperlukan dalam kehidupan yang harmonis dan peserta didik diterima di lingkungan sosial. Hal yang paling penting adalah hasil belajar berupa keterampilan sangat dibutuhkan peserta didik dalam kaitannya dengan kehidupan di masyarakat dan nantinya dalam mencari pekerjaan. Seorang guru haruslah mengetahui bagaimana kondisi peserta didik serta apa yang disukai peserta didik. Guru hendaknya selalu membuat rasa senang tersebut menjadi semakin bertambah serta apa yang tidak disukai peserta didik dalam kaitannya dengan pelajaran menjadi disukai peserta didik. Dalam dunia nyata, banyak peserta didik yang tidak senang dengan suatu pelajaran karena pembawaan guru yang kurang menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran tersebut. Misalnya, peserta didik tidak menyukai pelajaran matematika karena pembawaan guru dalam menyampaiakn materi yang kurang enak dan terasa menegangkan. Guru hendaknya selalu menyampaikan semua mata pelajaran kepada peserta didik dengan pembawaan yang menyenangkan, sehingga pelajaran yang disampaikan guru dapat masuk dengan baik kepada peserta didik dan nantinya peserta didik menyukai pelajaran tersebut. Selain itu, motivasi ekstrinsik berperan untuk menjaga dan meningkatkan motivasi intrinsik pada diri individu. Seperti kita ketahui, bahwa setiap manusia itu tidak sama, termsuk motivasinya. Ketidaksamaan motivasi intrinsik yang berbeda ini, dapat diatasi dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik sudah terdapat dalam diri individu yang digunakan untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Namun, rekayasa lingkungan sangat diperlukan agar motivasi intrinsik dalam diri individu tidak menurun atau tidak mengalami penurunan yang amat tajam. Sebab, motivasi intrinsik bersifat dinamis yang senantiasa berubah, bisa saja motivasi intrinsik dalam diri individu sangat tinggi, namun, ketika mengalami hambatan dalam prosesnya, biasanya semangatnya akan menurun. Selain itu, pada orang yang memiliki motivasi instrinsik yang rendah, motivasi ekstrinsik ini sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik yang diberikan secara tepat dan dalam kurun waktu yang tepat (berkala), secara perlahan dapat memicu motivasi instrinsik meningkat atau bahkan menjadi kebiasaan bagi individu. Contoh motivasi ekstrinsik, yaitu Ani adalah kelas 5 SD, dalam kesehariannya nilai-nilai Ani tidaklah begitu bagus, karena Ani malas belajar. Untuk memotivasi Ani, agar rajin belajar, orang tua Ani akan memberikan Ani hadiah sepeda baru, bila dalam ujian akhir semester nanti, Ani memperoleh nilai yang bagus. Karena Ani ingin mendapatkan hadiah tersebut, Ani menjadi rajin belajar agar memperoleh nilai ujian yang bagus.

Selain itu, motivasi juga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang terdiri, yaitu:
1.    Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a)    Motif-motif bawaan (primer)
Adalah dorongan/motif yang dibawa sejak lahir dan ada tanpa harus dipelajari terlebih dahulu. Motif ini berkaitan dengan kemampuan biologis seseorang. Motif ini juga bisa disebut sebagai physiological drives. Contohnya: dorongan untuk makan dan minum, dorongan untuk beristirahat, dan dorongan seksual.
b)    Motif-motif yang dipelajari (sekunder)
Adalah dorongan/motif yang timbul karena dipelajari terlebih dahulu. Motif ini biasa disebut sebagai affiliative needs. Motif ini sering dihubungkan dengan kemampuan manusia sebagai makhluk sosial, karena motif ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan pengetahuannya untuk memperoleh tujuan yang diinginkannya di masyarakat. Sebab, dengan kemampuan berhubungan dan kerjasama di dalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri, sehingga manusia perlu mengembangkan sifat ramah, bersahabat, bijak dengan orang-orang yang berada di lingkungannya. Kemampuan ini, tentunya dapat membantu seseorang untuk mencapai prestasi yang memuaskan.
2.    Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
Menurut Woodworth dan Marquis, motivasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a)    Motif atau kebutuhan organis, yaitu kebutuhan/dorongan yang muncul tanpa harus dipelajari. Motif ini memang sama dengan psysiological drives, sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya. Contohnya: motif untuk makan dan minum, motif untuk bernapas, motif seksual, dan motif beristirahat.
b)    Motif-motif darurat, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang muncul akibat adanya rangsangan/stimulus dari luar yang dianggap mengamcam/membahayakan dirinya. Respon yang muncul akibat stimulus yang membahayakan biasanya berupa dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk melawan/membalas, dorongan untuk berusaha. Contohnya: ketika seseorang dikejar anjing, ia akan lari begitu kencang, melampaui kemampuan larinya diwaktu-waktu biasa. Dengan kata lain, ia berlari melebihi kemampuan biasanya.
c)    Motif objektif merupakan bentuk motivasi yang dapat digunakan untuk mempertahankan minat peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi yang diberikan, yaitu:
1)    Memberi angka
Angka merupakan simbol atau nilai dari hasil aktifitas belajar peserta didik. Angka yang diberikan kepada setiap peserta didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatnya prestasi belajar mereka. Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
2)    Hadiah
Guru dapat memberikan hadiah kepada peserta didik yang berprestasi. Pemberian hadiah bisa dilakukan kepada semua peserta didik, kepada sebagian peserta didik, maupun kepada peserta didik perseorangan. Tentu saja pemberian hadiah tersebut tidak dilakukan ketika peserta didik sedang belajar, tetapi setelah peserta didik menunaikan tugasnya dengan baik. Dengan begitu, peserta didik akan terus termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Persaingan pun terjadi di dalam kelas, karena semua peserta didik ingin mendapatkan hadiah dari guru setelah mereka menyelesaikan tugas mereka.
3)    Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji. Tak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang dipuji atas pekerjaan yang telah dikerjakannya dengan baik. Dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena peserta didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan peserta didik. Dengan pemberian perhatian, peserta didik merasa diperhatikan dan dia tidak akan berbuat sewenang-wenang terhadap guru/berbuat seenak hatinya. Pujian dapat berfungsi untuk mengarahkan kegiatan peserta didik pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Demikianlah, pujian dapat digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari setiap peserta didik dalam proses belajar mengajar.
4)    Gerakan tubuh
Gerakan tubuh dalam mimik yang cerah, tersenyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari peserta didik. Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar peserta didik, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Gerakan tubuh dapat meluruskan perilaku peserta didik yang menyimpang dari tujuan pembelajaran. Misalnya, suatu ketika guru dapat bersikap diam untuk memberhentikan kelas yang gaduh. Diamnya guru dapat diartikan oleh peserta didik sebagai menyuruh mereka untuk mengakhiri kegaduhan di kelas, karena keadaan kelas yang gaduh pelajaran tak dapat diberikan atau dimulai. Jadi, gerakan tubuh yang bagaimana pun bentuknya dapat melahirkan umpan baik dari peserta didik, jika dilakukan dengan tepat.


Pengikut