A.
Pengertian
Metode Penelitian
Metodologi merupakan bagian penting dalam melakukan suatu
penelitian. Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang
mengkaji kaidah penalaran yang tepat. Sebuah penelitian
membutuhkan metodologi yang tepat karena metodologi sangat menentukan
efektivitas penelitian yang dilakukan. Dengan metodologi yang tepat, penelitian
akan menghasilkan output yang berkualitas.
Menurut Suharto,
rencana penelitian harus logis, diikuti oleh unsur-unsur yang urut, konsisten,
dan operasional, menyangkut bagaimana penelitian tersebut dijalankan.
Artinya, penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bersifat ilmiah dan
dapat dibuktikan kebenarannya karena berdasarkan pada data nyata yang terdapat
di lapangan, sehingga, serangka prosedur yang harus dirancang oleh peneliti
haruslah kegiatan yang dapat diukur pencapaiannya.
Menurut beberapa ahli
dapat disimpulkan terkait apa dan bagaimana metode penelitian ilmiah itu,
berikut ini adalah beberapa pengertian tersebut:
1.
Metode adalah cara evaluasi, analisis, dan
seleksi dari berbagai alternatif cara atau teknik. Metode bisa digambarkan
sebagai langkah-langkah untuk melakukan penelitian. Misalnya metode analisis
kimia, metode analisis kimia instrumental, metode analisis statistik, dan
seterusnya.
2.
Metode ilmiah ialah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan. Metode
ilmiah harus didasarkan pada data dan fakta yang benar dan bebas dari penilaian
subjektif.
3.
Metode penelitian merupakan sub bagian
perencanaan usulan penelitian . metode dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:
a. Metode
historis adalah uoaya untuk mengungkap/ mengkaji arti dan hubungan kehidupan
umat manusia berdasarkan dokumen ilmiah yang dihasilkan oleh pendahulunya atau
dokumen sejarah.
b. Metode
survey deskriptif, digunakan untuk mengumpulkan data hasil survey dengan
pengamatan sederhana. Selanjutnya peneliti mengelompokan kejadian-kejadian
tersebut berdasarkan pengamatan melalui pengumpulan kuesioner, pengumpulan
pendapat, dan pengamatan fisik.
c. Metode
survey analitik adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif.
Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis menggunakan statistic untuk
diinterpretasikan dan disimpulkan.
d. Metode
eksperimental digunakan untuk mengumpulkan data primer di laboratorium atau
data sekunder dari peneliti lain. Metode ini digunakan untuk mencari dan
menemukan hubungannya antara sebab(independent
variable) dan akibat (dependent
variable).
B.
Metodologi
Penelitian PTK
Dalam
konteks PTK, menurut Asmani, metodologi penelitiannya menggunakan rangkaian
siklus yang berkelanjutan. Dalam peneletian tindakan ini digunakan dua siklus,
masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan analisis dan refleksi.
Perencanaan dilakukan secara matang dan detail, pelaksaan sesuai rencana yang
ada, pengamatan dilakukan secara cermat, analisis digunakan untuk menajamkan hasil
pengamatan dan refleksi digunakan untuk membuat kesimpulan dan memutuskan
tindak lanjut.
Gambar 1. Siklus PTK
Keterangan
M:
Merencanakan
L:
Melaksanakan
R:
Refleksi
Menurut Sungkono, dalam melaksanakan penelitian tindakan
kelas, langkah-langkah/prosedur umum yang dapat dilakukan meliputi:
1.
Pengembangan/penetapan fokus masalah
penelitian
2.
Perencanaan tindakan perbaikan
3.
Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan
interpretasi
4.
Analisis dan refleksi
5.
Perencanaan tindak lanjut
Untuk lebih jelasnya langkah-langkah tersebut akan
diuraikan sebagai berikut:
1.
Pengembangan/Penetapan Fokus Penelitian
a.
Merasakan adanya masalah
Permasalahan yang
diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas haruslah masalah yang ditemukan oleh
guru di lapangan dan bukan masalah yang disarankan, apalagi disarankan oleh
pihak luar. Permasalahan tersebut dapat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar,
kurikulum, hasil belajar, dan interaksi pembelajaran.
b.
Identifikasi Masalah
Pada tahap ini yang
penting dilakukan adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal mengenai
permasalahan aktual yang dialami guru di kelas. Berangkat dari gagasan-gagasan
awal tersebut guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan
menggunakan PTK.
c.
Analisis Masalah
Langkah selanjutnya,
yaitu melakukan analisis terhadap masalah yang diperoleh untuk menentukan cara
mengatasi masalah tersebut. Dalam cara ini, nantinya akan ditemukan
permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi (pembatasan masalah).
d.
Perumusan Masalah
Setelah menetapkan
fokus penelitian, maka perlu dilakukan perumusan masalah secara lebih jelas,
spesifik, dan operasional.
2.
Perencanaan Tindakan
a.
Perumusan/Formulasi solusi dalam bentuk
hipotesis tindakan. Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat maka
peneliti dapat melakukan:
1)
kajian teoritik dibidang pembelajaran
2)
kajian hasil penelitian yang relevan
3)
diskusi dengan teman sejawat
4)
kajian pendapat para pakar
5)
merefleksi pengalaman sendiri sebagai guru.
b.
Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan.
Pada langkah ini
peneliti perlu mengkaji kelaikan dari sejumlah hipotesis tindakan yang
diperolehnya baik dari segi jarak antara kondisi riil dengan situasi ideal yang
dijadikan rujukan. Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik, ini
berarti bahwa implementasi tindakan yang dilakukan maupun dampak yang
diperolehnya harus dapat diamati oleh guru selaku peneliti.
c.
Persiapan Tindakan Hal-hal yang perlu
dilakukan dalam langkah ini diantaranya:
1)
membuat skenario pembelajaran
2)
mempersiapkan fasilitas/sarana pendukung yang
diperlukan
3)
mempersiapkan cara merekan dan menganalisis
data
4)
melakukan simulasi pelaksanaan tindakan (jika
dipandang perlu)
3.
Pelaksanaan Tindakan dan
Observasi-Interpretasi
a.
Pelaksanaan Tindakan
Setelah semua
kegiatan persiapan selesai, maka skenario tindakan perbaikan yang telah
direncanakan kemudian dilakukan dalam situasi yang nyata. Kegiatan ini
merupakan kegiatan pokok dalam siklus penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan
pelaksanaan tindakan ini juga dibarengi kegiatan observasi dan intrepretasi
serta kegiatan refleksi.
b.
Observasi dan Interpretasi
Dalam penelitian
tindakan kelas, observasi merupakan upaya untuk merekam segala
peristiwa/kegiatan yang yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung
dengan atau tanpa alat bantu tertentu. Hal penting untuk dicatat pada
kesempatan ini adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam rekaman hasil
observasi.
c.
Diskusi balikan
Observasi yang
dilakukan akan memberikan kemanfaatan yang banyak jika pelaksanaannya diikuti
dengan diskusi balikan. Diskusi balikan sebaiknya dilakukan tidak terlalu lama
dari waktu observasi, bertolak dari rekaman data yang dibuat oleh pengamat,
diinterpretasikan bersama-sama antara pelaku tindakan perbaikan dan pengamat,
dan pembahasan mengacu pada penetapan sasaran dan strategi perbaikan untuk menentukan
perencanaan selanjutnya.
4.
Analisis dan Refleksi
a.
Analisis data
Analisis data adalah
proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan,
mengorganisasikan secara urut/sistematis dan rasional untuk menampilkan
bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan
penelitian tindakan kelas. Analisis data yang bersifat kualitatif dapat
dilakukan melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, paparan data, dan
penyimpulan. Reduksi data yaitu proses penyederhanaan yang dilakukan melalui
seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang
bermakna. Paparan data yaitu proses penampilan data secara lebih sederhana
dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular, matriks, representasi
grafis maupun lainnya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari
dari sajian data yang telah diorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan
kalimat dan atau rumusan yang singkat dan padat. Sedangkan data yang bersifat
kuantitatif dapat dianalisis menggunakan analisis statistik.
b.
Refleksi
Dalam penelitian
tindakan kelas, refleksi merupakan upaya untuk mengkaji apa yang telah dan atau
yang tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan
melalui tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi ini akan
digunakan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai
tujuan penelitian tindakan kelas yang ditetapkan. Dengan perkataan lain
refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam
mencapai tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka
mencapai akhir.
5.
Perencanaan
Tindak
Lanjut Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah
dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini
atau belum. Apabila hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum
terselesaikan, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan
memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau bila perlu dengan menyusun
tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi masalah yang ada.
Dengan perkataan lain, jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum
memuaskan pengatasannya, maka penelitian tindakan kelas harus dilanjutkan pada
siklus 2 dengan prosedur yang sama seperti siklus ke 1 yaitu perumusan masalah,
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, dan
analisis-refleksi. Dan jika pada siklus 2 permasalahan telah
terselesaikan/hasil sudah memuaskan, maka tidak perlu dilanjutkan siklus 3.
Namun jika pada siklus 2 masalahnya belum terselesaikan/hasilnya belum
memuaskan maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3, dan seterusnya. Dalam dalam penelitian tindakan kelas jumlah
siklus sebenarnya tidak dapat ditentukan lebih dahulu, hal ini tergantung
kepada permasalahannya. Ada penelitian tindakan kelas yang mungkin cukup satu
siklus, tetapi ada juga yang memerlukan beberapa siklus. Dengan demikian banyak
sedikitnya jumlah siklus dalam penelitian tindakan kelas tergantung kepada
terselesaikannya masalah yang diteliti.
C.
Langkah-langkah
dalam penelitian
Menurut Arikunto yang
dikutip oleh Fattah ada beberapa langkah dalam mengadakan penelitian. Secara
rinci langkah-langkah penelitianya, yaitu: (1) memilih masalah; (2) studi
pendahuluan; (3) merumuskan masalah; (4) merumuskan anggapan dasar (postulat);
(5) merumuskan hipotesis; (6) memilih pendekatan; (7) menentukan variabel dan
sumber data; (8) menentukan dan menyusun instrument; (9) mengumpulkan data;
(10) analisis data; (11) menarik kesimpulan; (12) menulis laporan.
Berikut
ini merupakan penjelasan langkah-langkah penelitiannya:
1.
Memilih masalah
Masalah
muncul apabila terjadi kesenjangan (gap) antara Das Sollen (yang seharusnya ada) dan Das Sein (apa yang terjadi pada kenyataan), sehingga dapat
disimpulkan bahwa masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
2.
Studi Pendahuluan
Setelah
menemukan masalah, sebelum mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti
hendaklah mengadakan penelitian pendahuluan, yaitu dengan menjajaki kemungkinan
diteruskannya pekerjaan meneliti. Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk
mencari informasi yang diperlukan peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas
kedudukannya.
3.
Merumuskan Masalah
Apabila
telah diperoleh informasi yang cukup dari
studi pendahuluan dan masalah yang akan diteliti menjadi lebih jelas,
maka selanjutnya, peneliti merumuskan masalah penelitiannya.
4.
Merumuskan Anggapan Dasar (Postulat)
Anggapan
dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneilti yang berfungsi
sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam
melaksanakan penelitiannya. Misalnya saja, kita akan mengadakan penelitian
tentang potensi belajar siswa,kita mempunyai anggapan dasar bahwa potensi siswa
adalah berbeda-beda, tidak seragam. Jika prestasi belajar ini seragam, maka hal
itu bukan variable yang perlu diteliti.
5.
Merumuskan Hipotesis
Jika
anggapan merupakan pikiran yang memungkinkan kita untuk mengadakan penelitian
tentang permasalahan kita, maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang
ditentukan oleh peneliti, tetapi tetap harus dibuktikan atau di tes atau di uji
kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu di mana kita mengarahkan peneltian
kita disana, sehingga ada yang menuntun kegiatan penelitian kita. Langkah ini
diberi nomor Ad karena tidak semua
penelitian menggunakan hipotesis. Bagi penelitian hipotesis, langkah ini tidak
dilalui.
6.
Memilih Pendekatan
Yang
dimaksud dengan pendekatan disini adalah metode atau cra mengadakan penelitian
seperti halnya eksperimen atau non eksperimen. Tetapi disamping itu, juga
menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil, yang dipandang dari segi tujuannya (misalnya
eksploitatif, deskriptif, atau historis). Masih ada lagi pandangan dari segi
subjek penelitiannya misalnya populasi atau kasus.
Penentuan
pendekatan ini sangat menentukan apa variabel atau objek penelitian yang akan
diterapkan dan sekaligus subjek penelitian atau sumber di mana kita akan
memperoleh data.
7.
Menentukan Variabel dan Sumber Data
Langkah
ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan: apa yang akan diteliti dan dari mana
data diperoleh. Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dapat
ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan data secara
tepat.
8.
Menentukan dan Menyusun Instrumen
Setelah
peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan darimana data bisa
diperoleh, maka langkah yang harus segera di ambil adalah menetukan dengan apa
data dikumpulkan. Instrument sangat tergantung dari jenis data dan dari mana
data tersebut diperoleh. Sebagai contoh, data tingkah laku siswa tentu hanya
dapat diperoleh oleh siswa dengan cara observasi atau diperoleh dari guru –yang
dalam kesehariannya bersosialisasilangsing dengan siswa-- melalui interview
atau kuesioner.
9.
Mengumpulkan Data
Apabila
peneliti sudah menentukan data apa yang dikumpulkan, dari mana data tersebut
dapat diperoleh, dan dengan cara apa, maka penelitisudahmengetahui dengan pasti
apa yang berikutnya dilakukan. Mengumpulkan data adalah pekerjaan yang tidak
mudah karena apabila data yang diperoleh salah, tentu saja kesimpulannya pun
salah dan hasil penelitiannya pun menjadi palsu.
10.
Analisis Data
Analisis
data membutuhkan ketekunan dan pengertian terhdap jenis data. Jenis data akan
menutut teknik analisis data. Misalnya, hubungan antara data nominal dengan
nominal tidak dapat dianalisi dengan teknik korelasi product-moment, tetapi sangt sesuai jika dianalisis dengan chi-kuadrat. Demikian pula dengan jenis
data yang lain.
11.
Menarik Kesimpulan
Langkah
ini sebenarnya merupakan langkah terakhir dari kegiatan penelitian. Pekerjaan
meneiti telah selesai dan peneliti tinggal mengambil konklusi dari hasil
pengolahan data, lalu dicocokan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Sesuai
data yang terkumpul dengan hipotesis atau dugaan peneliti sebelumnya, yakni
apabila hipotesis terbukti (diterima) adatau tidak terbukti (ditolak). Bila
ternya hipotesisnya ditolak, peneliti tak perlu
merasa kecewa dan karena itulah perlu diadakan penelitian intuk menguji
kebenaran dari hipotesis yang ada.
12.
Menulis Laporan
Kegiatan
penekitian menuntut adar hasilnya disusun, ditulis dalam bentuk laporan
penelitian agar hasilnya diketahui orang lain. Disamping itu, prosedurnya juga
harus diketahui orang lain pula sehingga dapat kebenaran pekerjaan penelitian
tersebut dapat dicek. Laporan disusun dan ditulis menurut tata tulis penelitian
ilmiahyang lazim.
Langkah 1-6 masuk dalam kegiatan pembuatan
rancangan penelitian. Langkah 7-10 merupakan pelaksanaan penelitian dan langkah
terakhir. Sedangkan langkah 11-12 masuk dalam langkah pembuatan laporan
penelitian.
Kedua
belas langkah penelitian diatas menjadi fondasi utama dalam melakukan
penelitian tindakan kelas. Guru harus membekali dirinya dengan mempelajari
metode-metode penelitian untuk lebih memantapkan diri dalam menghadapi
perubahan zaman yang semakin maju.
D.
Jenis-jenis
Metode Penelitian
Menurut Margono,
metode-metode penelitian yang bisa digunakan dalam PTK, yaitu: (1) penggunaan
data sekunder; (2) studi kasus (case
study); (3) wawancara atau interview; (4) metode dokumentasi; (5)
kuesioner; (6) observasi; (7) eksperimentasi; (8) pengamatan berperan serta.
Berikut ini merupakan penjelasan terkait metode-metode
penelitian yang bisa digunakan dalam PTK, yaitu:
1.
Penggunaan data sekunder
Data yang ada dalam pustaka-pustaka dinamakan data
sekunder,sedangkan data yang dikumpulkan langsung dari individu-individu yang
diselidiki dinamakan data primer atau data tangan pertama. Pengumpulan data
primer dapat dilakukan dengan mengadakan kuliah kerja yang berupa survey, studi
kasus, atau pencacahan lengkap.
Banyak sekali data-data yang bisa
didapatakan dari sumber yang yang telah ada. Apabila si peneliti menggunakan
data yang telah ada, baik yang diterbitkan atau tidak, data semacam itu dinakan
sekunder. Data sekunder itu dapat bersifat resmi atau tidak resmi.
2.
Studi Kasus (Case Study)
Salah
satu bentuk dari kuliah kerja itu adalah studi kasus, yang dalam sejarah
perkembangannya mula-mula dipergunakan untuk menggambarkan dan menunjang suatu
pendapat atau dalil. Apapun yang menjadi satuan subjek yang diteliti, studi
kasus ini berusaha memberikan gambaran yang terperinci dengan penekanan pada
situasi keseluruhan mengenai proses atau urutan-urutan suatu kejadian.
Keuntungan dari studi kasus ialah bahwa si
penelti akan memndapatkan gambaran yang luas dan lengkap dari subjek yang diteliti.
Didalam melakukan studi kasus , langkah-langkah dibawah ini dapat dijadikan
pegangan sebagai tambahan dari langkah-langkah umum penelitian.
a. Tentukan tujuan penelitian
b. Tentukan
satuan studi kasus yang akan dicapai
c. Tentukan
pemilihan studi kasus yang akan dipakai
d. Tentukan
jumlah case yang aka di teliti.
e. Survey
f. Pencacahan
lengkap
3.
Wawancara atau Interview
Wawancara
adalah sebuah dialaog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan pleh peneliti untuk mencari
data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan,
perhatian,sikap terhadap sesuatu.
4.
Metode Dokumentasi
Dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mengumpulkan dan mencermati
benda-benda tertulisseperti buku-buku, majalah , dokumen, peraturan-peraturan
notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.
5.
Kuesioner
Kuesioner
yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
Kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode maupun instrument. Berikut ini
merupakan macam-macam kuesioner:
a. Kuesioner
terbuka yaitu kuesioner yang memberikan kesempatan ke[ada responden untuk
menjawab dengan jawabannya sendiri.
b. Kuesioner
tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih
c. Kuesioner
langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya
d. Kuesioner
tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain
e. Kuesioner
pilihan ganda yaitu sama dengan kuesioner tertutup
f. Kuesioner
isian
6.
Observasi
Dengan
melakukan observasi, kita bisa mengetahui banyak data dan informasi penting.
Dalam banyak hal, observasi mungkin telah menjadi dasar dari ilmu pengetahuan,
di mana proses-proses pemgumpulannya
sering kali terjadi secara sembarang. Dalam penelitian, observasi dapat
dikelompokkan sebagai bagian dari penelitian ilmiah apabila observasi tersebut
secara khusus dicancang untuk menjawab sebuah pernyataan penelitian,
direncanakan dan dilaksanakan secara sistemati, menggunakan kendali-kendali
yang tepat, dan menyajikan perkiraan yang handal dan valis tentang apa yang
terjadi karena ada banyak variasi dalam observasi.
Observasi
juga merupakan metode primer yang dapat digunakan, dan sering kali digunaka
bersama atau/untuk melengkapi metode lain.
7.
Eksperimentasi
Eksperimen
berarti penelitian di mana ada campur-campur tangan atau intervensi peneliti
yang melebihi persyaratan untuk pengukuran. Intervensi yang normal adalah untuk
memanipulasi beberapa variable dalam sebuah setting
dan mengobservasi bagaimana pengaruhnya terhadap subjek yang sedang
diteliti. Peneliti memanipulasi variabel bebas (independent variable) atau variable penjelas (explanatory variable), kemudian memngobservasi apakah variable
bebas hipotesis dipengaruhi oleh intervensi. Maka peneliti “melihat” atau
“mengamati” dampak dari perubahan dalam variabel independent terhadap variable dependent.
Dengan demikian, peneliti dapat menerima dan menolak hipotesis yang diajukan.
Selain koefisien korelasi antara variable
bebas (independent) dan variable dependent, peneliti dapat mengamati
apakah ada lewat waktu yaitu perubahan dalam variable independent. Variable tidak bebas sebaiknya tidak mendahului
variable bebas. Kedua variable itu terjadi hamper secara simultan atau variable
bebas sebaiknya terjadi sebelum variable tidak bebas. Persyaratan ini mrupakan
bagian perhatian yang kecil karena orang tidak akan melaporkan sesuatu sebelum
menyaksikan kejadiannya.
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan
dari metode ekperimentasi. Kalau orang
menguraikan konsep sebab (concept of
cause), dikatakan bahwa kausalitas tidak dapat menunjukkan kepastian,
tetapi probabilitas dari sebuah variable dikaitkan dengan variable lain
dibangun dengan meyakinkan. Eksperimen jauh lebih mendekati disbanding metode
pengumpulan data primer manapun untuk mencapai tujuan ini. Keuntungan
terpenting adalah kemampuan peneliti untuk memanipulasi variable bebas.
Probabilitas yang berubah didalam variable tidak bebas adalah fungsi dari
manipulasi ini. Dengan demikian, peneliti dapat menjelaskan hubungan antara
variable bebas dan dependent. Karena peneliti dapat memanipulasi variable
bebas, maka kelompok kendali dapat digunakan untuk melihat hubungan antara
variable dependent dan variable independent dengan hasil perbandingan hasil
eksperimen di dua kelompok. Keuntungan kedua adalah kontaminasi dari
variable-variabel extraneous dapat dikontrol secara lebih efektif dari pada
desain-desain lainnya. Ini membantu peneliti mengisolasi variable-variabel eksperimental
dan mengevaluasi pengaruhnya. Ketiga, kemudahan dan biaya eksperimentasi lebih
meringankan dibanding dengan metode
lain.
Ada lagi kelemahan dari metode eksperimen
yaitu kepalsuan laboratorium. Kepalsuan laboratorium yaitu kerugian utama dari
metode eksperimental yang dapat disangkal. Kedua, sulit menarik kesimpulan umum
karena proses pilihan subjek sangat sering jauh dari sempurna meskipun
penempatan dilakukan secara acak. Ketiga, walaupun biaya eksperimentasi rendah,
banyak aplikasi eksperimentasi jauh melampaui anggaran yang disetujui untuk
metode pengumpulan data primer lainnya. Keempat, eksperimentasi paling efektif
ditargetkan pada masalah-masalah yang terjadi pada saat ini dan yang akan
datang.
8.
Pengamatan Berperan serta
Jorgensen
mengemukakan bahwa metode pengamatan berperan serta (pengamatan terlibat) dapat
didefinisikan berdasarkan 7 ciri berikut:
a. Minat
khusus pada makna dan interaksi manusia berdasarkan perspektif orang-orang
dalam situasi atau keadaan tertentu.
b. Fondasi
penelitian dan metode nya adalah ke “di sini” an dan kekinian kehidupan
sehari-hari.
c. Bentuk
teori dan penteorian yang menekankan interpretasi dan pemahaman eksistensi
manusia.
d. Logika
dan proses penelitian yang terbuka, luwes, oputunistik dan menuntut redefinisi
pada apa yang menjadi permasalahan berdasarkan pada apa yang diperoleh dalam
situasi nyata eksistensi manusia.
e. Pendekatan
dan rancangan yang mendalam, kualitatif, dan studi kasus.
f. Penerapan
peran partisipan yang menuntut hubungan langsung dengan pribumi di lapangan.
g. Penggunaan
pengamatan langsung bersama metode lainnya dalam mengumpulkan informasi.
Metodologi yang digunakan harus sesuai dengan konteks
lokal yang kompleks. Untuk itu, diperlukan pengamatan mendalam sebelum
menentukan metodologi yang tepat. Bagi pemula, mencoba semua metodologi sangat
positif untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari masing-masing metodologi
dan memnerapkan pada konteks yang tepat sesuai kebutuhan.
Ibid.
Ibid, h. 113
Ibid, h. 113
Juhanaini, Penelitian
Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). (UPI:
Pendidikan Luar Biasa, 2010), h. 13.
Sungkono, Prosedur
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Classroom Action Research) (UNY,
2010), h. 1
Jamal
Ma’mur Asmani, Op. Cit, h. 116
Nur Amin Fattah, Diktat Mata
Kuliah Metodologi Penelitian, Jilid 1 (Jakarta: Sekolah Tinggi Agama Islam
Shalahuddin al-Ayyubi, 2006) edisi revisi, h;m18-23.
Jamal
Ma’mur Asmani, Op. Cit, h. 122
Dedy Mulyana, MetodologiPenelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial
Lainnya (Bandung: Rosada Karya, 2004)