Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang berarti dorongan atau pengalasan. Motiv sendiri berarti alasan, sebab, dan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.
|
Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau sangat mendesak. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan 3 hal, sebagai berikut:
- Motivasi mengawasi terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia yang diwujudkan dalam kegiatan fisik
- Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi, dan emosi seseorang (dapat menentukan tingkah laku seseorang)
- Motivasi terangsang karena danya tujun. Motivasi eupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan, dan tujuan berkaitan dengan kebutuhan.
Motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis non-intelektual, karena berperan
khas dalam menumbuhkan gairah, perasaan senang atau semangat untuk belajar. Peserta
didik yang memiliki motivasi belajar yang kuat, cenderung akan mempunyai banyak
energi untuk belajar.
Contoh :
bisa saja peserta didik yang berintelektual tinggi gagal dalam ujian, hal ini
dikarenakan kurangnya motivasi belajar dalam diri peserta didik tersebut.
Motivasi berkaitan erat dengan minat, yaitu suatu kondisi yang terjadi
apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.
Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang mampu membangkitkan nilai bila yang
dilihatnya tersebut berkaitan erat dengan kepentingannya. Minat timbul akibat
dari adanya partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar dan atau
bekerja.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
1. Faktor Internal (faktor
yang berasal dari dalam diri individu)
a. Persepsi
individu mengenai diri sendiri, seseorang termotivasi atau tidak untuk
melakukan sesuatu, tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi
seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku
seseorang untuk bertindak
b. Harga
diri dan prestasi, faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi)
untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh
kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta
dapat mendorong individu untuk berprestasi
c. Harapan
akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi dari lingkungan yang
mempengaruhi sikap dan perasaan seseorang. Harapan merupakan tujuan dari
perilaku.
d. Kebutuhan,
manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang
berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total.
Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau
menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
e. Kepuasan
kerja, lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu
untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
2. Faktor Eksternal
(faktor yang berasal dari luar diri individu)
a. Jenis
dan sifat pekerjaan, dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan
tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu
untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini
juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek
pekerjaan dimaksud,
b. Kelompok
kerja dimana individu bergabung, kelompok kerja atau organisasi tempat dimana
individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam
mencapai suatu tujuan perilaku tertentu, peranan kelompok atau organisasi ini
dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan
dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
c. Situasi
lingkungan pada umumnya, setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan
rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya
d. Sistem
imbalan yang diterima, imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek
pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau
dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai
nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong
individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai
tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
Faktor
Kegiatan Bersama-sama yang Mempengaruhi Motivasi Peserta didik
B.
Peranan
motivasi dalam pembelajaran
Motivasi merupakan
energi untuk memulai dan mampu terus belajar. Makin tepat motivasi yang
diberikan, makin berhasil pula kegiatan belajarnya, karena motivasi menentukan
intensitas usaha belajar dari peserta didik/pembelajar. Motivasi berkaitan
dengan prestasi yang akan dicapai, peserta didik yang memiliki motivasi belajar
yang tinggi, akan tergerak untuk belajar lebih giat lagi dan tentunya hal ini
akan membawa keberhasilan dalam prestasinya.
Dengan kata lain,
orang sukses merupakan orang yang memiliki motivasi yang tinggi, bila
menginginkan peserta didik yang memiliki prestasi yang tinggi, maka anak
tersebut harus terus dibangun motivasinya. Motivasi belajar peserta didik
dipengaruhi oleh beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut penting untuk diketahui
dan diperhatikan oleh guru agar motivasi yang dapat tersampaikan secara
optimal. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
1.
Cita-cita peserta didik
Bila
kegiatan belajar yang dilangsungkan sesuai dengan cita-cita peserta didik,
tentunya kegiatan akan lebih menarik dan membuat peserta didik lebih rajin
belajar. Namun, bila belajar tidak sesuai dengan cita-cita, maka cenderung akan
timbul rasa jenuh, sulit dan malas untuk belajar atau dengan kata lain, tidak
memiliki motivasi untuk belajar. Akibatnya prestasi belajar peserta didik
menurun atau jelek. Itulah sebabnya, kenapa sering dijumpai anak yang ketika
masa SD atau SMP nya memiliki motivasi belajar yang tinggi, namun ketika di SMA
atau kuliah motivasi belajarnya menurun, yang terbukti dari prestasi
akademiknya yang kurang baik. Hal ini, disebabkan karena adanya kesenjangan
antara kegiatan belajar dengan cita-cita pembelajar/peserta didik. Untuk
mensiasati hal ini, tentunya harus terjalin komunikasi yang baik dengan keluarga,
sebelum mengambil keputusan. Namun, bila sudah berada di kondisi belajar yang
tidak sesuai dengan cita-cita, sebaiknya pembelajar/peserta didik harus
berorientasi pada masa depan dan kesempatan-kesempatan yang ada, serta berusaha
memotivasi diri dengan mencari tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2.
Kemampuan peserta didik
Kemampuan
intelektual setiap orang berbeda-beda. Tentunya hal ini membuat guru tidak
dapat memaksakan bahwa semua peserta didik di kelasnya harus memiliki kemampuan
yang sama. Karena itu, motivasi guru sangat penting untuk membantu peserta
didik dengan kemampuan yang berbeda-beda, peserta didik yang rendah kemampuan
akademiknya di suatu bidang studi, salah satu penyebabnya bisa saja karena
rendahnya motivasi peserta didik terhadap bidang studi tersebut.
3.
Kondisi peserta didik
Terbagi
menjadi dua, yaitu kondisi fisik dan psikologis. Namun, keduanya saling
mempengaruhi, sebagaimana pepatah menyatakan “di dalam jiwa yang sehat,
terdapat tubuh yang kuat”. Bila kondisi fisiknya sedang buruk, gairah belajar
tentunya akan menurun pula. Begitupun bila kondosi psikologisnya sedang tidak
baik, tentunya ia akan kesulitan untuk fokus dalam belajar.
4.
Kondisi lingkungan belajar
Terbagi
menjadi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan lingkungan
fisik adalah tempat dimana pesert didik belajar, sedangkan lingkungan sosial
adalah suatu tempat dimana individu berinteraksi dengan orang lain (lingkungan
sepermainan, sebaya, kelompok belajar). Bila lingkungan peserta didik tidak
terbiasa dengan kegiatan belajar, maka ia akan sulit membudayakan belajar dalam
dirinya.
5.
Upaya guru dalam medidik peserta didik
Guru
yang memiliki motivasi dan semangat yang tinggi dalam mendidik peserta didiknya,
tentunya akan memotivasi peserta didik untuk semangat pula dalam menerima
materi yang disampaikan guru tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan
guru untuk meningkatkan motivasi peserta didik, yaitu dengan memberikan materi
yang menarik, terbaik dan dengan metode pengajaran yang bervariasi, sehingga
peserta didik akan termotivasi dalam belajar.
Motivasi memiliki 3 fungsi utama dalam
pembelajaran, yaitu:
1.
Pendorong/penggerak dalam melakukan setiap
usaha/kegiatan belajar, karena mampu melepaskan energy positif/membuat lebih
bersemangat dalam belajar
2.
Menentukan arah kegiatan usaha, yaitu kea rah
tujuan yang hendak dicapai
3.
Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
sesuai
dalam mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang peserta
didik yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan
melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain
kartu atau membaca komik, sebab kegiatan tersebut tidak mendukung tujuannya.
Peranan motivasi dalam pembelajaran,
yaitu:
1. Membuat peserta didik bersemangat
dalam belajar.
2. Mata pelajaran yang dulunya tidak
disukai peserta didik bisa menjadi mata pelajaran yang paling disukainya.
3. Peserta didik menjadi lebih kreatif dan
fokus dalam belajar, misalnya menyusun jadwalnya dengan baik dan benar.
4. Peserta didik menjadi rajin dalam
mengerjakan tugas, membaca, menulis dan sebagainya.
5. Guru tidak perlu menggunakan kekerasan
dalam menyuruh peserta didik untuk belajar, cukup dengan memotivasi anak
tersebut.
6. Tanpa di awasi oleh guru atau pun
orang tua peserta didik dapat belajar dengan baik.
7. Peserta didik akan mengurangi sikap
yang kurang menguntungkan atau kurang baik, misalnya bermain atau menonton tv.
8. Bila gagal, ia tidak akan menyerah dan
mencobanya lagi(pantang menyerah).
9. Menyadarkan kepada peserta didik,
bahwa belajar dapat memberikan bekal peserta didik dalam bekerja atau hidup
pada waktu yang akan datang.
Upaya/cara yang dapat dilakukan guru
untuk meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik
1. Menjelaskan kepada peserta didik
tujuan belajar yang akan dicapai oleh
peserta didik.
- Menjauhkan konstrain (kendala) dalam pembelajaran, agar peserta didik mampu fokus pada pembelajaran
- Mengoptimalkan pengalaman/kemampuan yang dimiliki peserta didik. Biarkan peserta didik mengangkap pengetahuan dengan cara/pandangannya sendiri (jangan dipaksakan mengikuti pandangan guru), kemudian kaitkan kegiatan belajar sekarang dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik terhadap materi tersebut. Gali lebih dalam lagi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik dengan menggunakan tes lisan/tulisan dan kemudian berilah kesempatan kepada peserta didik untuk membandingkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan sekarang terhadap materi yang sama.
- Kembangkan cita-cita peserta didik. Cita-cita merupkan tujuan yang ingin dicapai oleh individu. Peserta didik umumnya akan lebih termotivasi untuk belajar, bila ia tahu belajar merupakan cara yang paling tepat untuk menggapai cita-cita tersebut. Pengenalan cita-cita ini, dapat dilakukan dengan meminta peserta didik mengisi daftar cita-cita dari yang paling diinginkan hingga yang tidak diminati. Kemudian, hasil pengenalan cita-cita ini dapat dikomunikasikan dengan peserta didik dan orang tuanya. Orang tua perlu tahu agar mereka tidak memaksakan cita-cita kepada anaknya, tanpa menanyakan anaknya berminat atau tidak. Sedangkan, untuk peserta didik pada taraf pendidikan yang lebih tinggi, pengembangan cita-cita dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih prodi yang sesuai dengan cita-citanya.
- Memberikan pemahaman kepada peserta didik, kalau belajar merupakan suatu kebutuhan bagi peserta didik, dengan belajar, maka apa yang dicita-citakan peserta didik akan tercapai
- Memberikan suasana yang nyaman dan kondusif, sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan tercipta perasaan suka terhadap pelajaran yang disampaikan guru
- Menyiapkan bahan ajar yang menarik
- Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan
- Meyakinkan peserta didik bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi dengan memanfaatkan motivasi belajar yang tinggi
- Memberikan hadiah kepada peserta didik yang berprestasi yaitu berupa hadiah yang memiliki potensi yang mendorong peserta didik menyukai pelajaran yang disampaikan guru
- Melakukan manajemen kelas yang memungkinkan terciptanya suasana yang nyaman bagi anak, misalnya penempatan meja yang bervariasi agar peserta didik tidak bosan
- Mengundang sumber belajar untuk berbagi pengalaman dengan peserta didik
- Melakukan pembelajarn di luar kelas, bahkan di luar sekolah, agar peserta didik tidak bosan, karena pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas.
- Memberikan perhatian maksimal
- Membantu kesulitan belajar peserta didik
- Memberikan aktivitas dengan tingkat kesulitan tingkat menengah sehingga tidak akan membosankan peserta didik karena terlalu mudah atau membuat peserta didik putus asa karena terlalu sulit.
- Memberikan informasi dan ide yang dikaitkan dengan pengetahuan peserta didik, serta kejutan dan incongruity dalam aktivitas yang dilakukan di kelas.
- Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih aktivitas dan terlibat dalam pembuatan peraturan dan prosedur di kelas sehingga peserta didik merasa memiliki control.
- Pemberian hadiah atau pujian kepada peserta didik atas hasil usahanya
- Tanamkan pada peserta didik untuk tidak pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan
C.
Jenis-jenis
motivasi
Secara umum, motivasi dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Motivasi
intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri individu. Menurut Conny R. Semiawan, motivasi
yang bersifat internal memiliki peranan yang sangat besar bagi terciptanya
kegiatan pembelajaran yang efektif dan mencapai hasil belajar yang memuaskan.
Motivasi yang bersifat internal dalam kaitannya dengan kegiatan belajar peserta
didik, misalnya peserta didik mempelajari matematika karena peserta didik
tersebut menyukai mata pelajaran matematika. Peserta didik tersebut merasa
senang dan bersungguh-sungguh ketika mengikuti pelajaran matematika. Hal
tersebut pasti mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Segala sesuatu atas
dasar suka, pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik. Motivasi
intrinsik berupa motivasi belajar, tanggung jawab, dan berkarya sebenarnya sudah
ada dalam diri manusia karena manusia merupakan makhluk yang selalu ingin
berprestasi. Walaupun demikian, motivasi ini senantiasa berubah kualitasnya,
suatu ketika motivasi ini bisa meningkat atau bisa juga menurun. Hal ini
tergantung pada kondisi psikologis individu, kondisi lingkungan, tujuan hidup
dan prestasi yang ingin dicapai. Contoh motivasi intrinsik, yaitu seorang peserta didik
mempelajari sebuah buku pelajaran karena ia termotivasi untuk mengetahi isi
atau bahan berupa pengetahuan yang ia dapatkan/karena ia memang menyukai materi
pelajaran tersebut. Contoh lainnya seorang anak sungguh-sungguh membuat puisi yang menarik,
karena anak tersebut benar-benar menyukai puisi. Contoh lain misalnya, anak
menyanyi dengan keras dan suara yang merdu karena anak tersebut memang suka
bernyanyi.
2.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang
berasal dari luar diri individu yang muncul karena rangsangan dari luar. Dorongan tersebut bisa dari guru,
teman, orangtua, serta dari lingkungan sekitar individu. Guru mempunyai peranan
penting dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Misalnya, peserta
didik senang belajar matematika karena ingin mendapatkan nilai bagus. Motivasi
erat kaiatannya dengan kebutuhan, sehingga guru senantiasa harus meyakinkan peserta
didik bahwa pelajaran yang didapat peserta didik di sekolah sangat penting
manfaatnya bagi peserta didik. Dengan hasil belajar yang memuaskan maka akan
tercapai sukses yang dicita-citakan bagi peserta didik. Selain itu, sikap yang
terpuji atas hasil belajar juga diperlukan dalam kehidupan yang harmonis dan peserta
didik diterima di lingkungan sosial. Hal yang paling penting adalah hasil
belajar berupa keterampilan sangat dibutuhkan peserta didik dalam kaitannya
dengan kehidupan di masyarakat dan nantinya dalam mencari pekerjaan. Seorang
guru haruslah mengetahui bagaimana kondisi peserta didik serta apa yang disukai
peserta didik. Guru hendaknya selalu membuat rasa senang tersebut menjadi
semakin bertambah serta apa yang tidak disukai peserta didik dalam kaitannya dengan
pelajaran menjadi disukai peserta didik. Dalam dunia nyata, banyak peserta
didik yang tidak senang dengan suatu pelajaran karena pembawaan guru yang
kurang menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran tersebut. Misalnya, peserta
didik tidak menyukai pelajaran matematika karena pembawaan guru dalam
menyampaiakn materi yang kurang enak dan terasa menegangkan. Guru hendaknya
selalu menyampaikan semua mata pelajaran kepada peserta didik dengan pembawaan
yang menyenangkan, sehingga pelajaran yang disampaikan guru dapat masuk dengan
baik kepada peserta didik dan nantinya peserta didik menyukai pelajaran
tersebut. Selain itu, motivasi ekstrinsik berperan untuk menjaga
dan meningkatkan motivasi intrinsik pada diri individu. Seperti kita ketahui,
bahwa setiap manusia itu tidak sama, termsuk motivasinya. Ketidaksamaan
motivasi intrinsik yang berbeda ini, dapat diatasi dengan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik sudah terdapat dalam diri individu yang digunakan untuk
mencapai prestasi yang diinginkan. Namun, rekayasa lingkungan sangat diperlukan
agar motivasi intrinsik dalam diri individu tidak menurun atau tidak mengalami
penurunan yang amat tajam. Sebab, motivasi intrinsik bersifat dinamis yang
senantiasa berubah, bisa saja motivasi intrinsik dalam diri individu sangat
tinggi, namun, ketika mengalami hambatan dalam prosesnya, biasanya semangatnya
akan menurun. Selain itu, pada orang yang memiliki motivasi instrinsik yang
rendah, motivasi ekstrinsik ini sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik yang
diberikan secara tepat dan dalam kurun waktu yang tepat (berkala), secara
perlahan dapat memicu motivasi instrinsik meningkat atau bahkan menjadi
kebiasaan bagi individu. Contoh motivasi ekstrinsik, yaitu Ani adalah kelas 5
SD, dalam kesehariannya nilai-nilai Ani tidaklah begitu bagus, karena Ani malas
belajar. Untuk memotivasi Ani, agar rajin belajar, orang tua Ani akan
memberikan Ani hadiah sepeda baru, bila dalam ujian akhir semester nanti, Ani
memperoleh nilai yang bagus. Karena Ani ingin mendapatkan hadiah tersebut, Ani
menjadi rajin belajar agar memperoleh nilai ujian yang bagus.
Selain itu, motivasi juga dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang terdiri, yaitu:
1.
Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a) Motif-motif
bawaan (primer)
Adalah dorongan/motif yang dibawa sejak
lahir dan ada tanpa harus dipelajari terlebih dahulu. Motif ini berkaitan
dengan kemampuan biologis seseorang. Motif ini juga bisa disebut sebagai physiological drives. Contohnya:
dorongan untuk makan dan minum, dorongan untuk beristirahat, dan dorongan
seksual.
b) Motif-motif
yang dipelajari (sekunder)
Adalah dorongan/motif yang timbul karena
dipelajari terlebih dahulu. Motif ini biasa disebut sebagai affiliative needs. Motif ini sering
dihubungkan dengan kemampuan manusia sebagai makhluk sosial, karena motif ini
berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan pengetahuannya untuk
memperoleh tujuan yang diinginkannya di masyarakat. Sebab, dengan kemampuan
berhubungan dan kerjasama di dalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri,
sehingga manusia perlu mengembangkan sifat ramah, bersahabat, bijak dengan
orang-orang yang berada di lingkungannya. Kemampuan ini, tentunya dapat
membantu seseorang untuk mencapai prestasi yang memuaskan.
2.
Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan
Marquis
Menurut
Woodworth dan Marquis, motivasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Motif
atau kebutuhan organis, yaitu kebutuhan/dorongan yang muncul tanpa harus
dipelajari. Motif ini memang sama dengan psysiological drives, sebagaimana yang
telah dibahas sebelumnya. Contohnya: motif untuk makan dan minum, motif untuk
bernapas, motif seksual, dan motif beristirahat.
b) Motif-motif
darurat, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang muncul
akibat adanya rangsangan/stimulus dari luar yang dianggap mengamcam/membahayakan
dirinya. Respon yang muncul akibat stimulus yang membahayakan biasanya berupa
dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk melawan/membalas, dorongan
untuk berusaha. Contohnya: ketika seseorang dikejar anjing, ia akan lari begitu
kencang, melampaui kemampuan larinya diwaktu-waktu biasa. Dengan kata lain, ia
berlari melebihi kemampuan biasanya.
c) Motif
objektif merupakan bentuk
motivasi yang dapat digunakan untuk mempertahankan minat peserta didik terhadap
bahan pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi yang diberikan, yaitu:
1) Memberi angka
Angka merupakan simbol atau nilai
dari hasil aktifitas belajar peserta didik. Angka yang diberikan kepada setiap peserta
didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari
hasil penilaian guru. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan
rangsangan kepada peserta didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih
meningkatnya prestasi belajar mereka. Angka ini biasanya terdapat dalam buku
rapor sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
2) Hadiah
Guru dapat memberikan hadiah kepada peserta
didik yang berprestasi. Pemberian hadiah bisa dilakukan kepada semua peserta
didik, kepada sebagian peserta didik, maupun kepada peserta didik perseorangan.
Tentu saja pemberian hadiah tersebut tidak dilakukan ketika peserta didik
sedang belajar, tetapi setelah peserta didik menunaikan tugasnya dengan baik.
Dengan begitu, peserta didik akan terus termotivasi untuk menyelesaikan
tugasnya dengan baik. Persaingan pun terjadi di dalam kelas, karena semua peserta
didik ingin mendapatkan hadiah dari guru setelah mereka menyelesaikan tugas
mereka.
3) Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang
positif. Setiap orang senang dipuji. Tak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak
pun senang dipuji atas pekerjaan yang telah dikerjakannya dengan baik. Dalam
kegiatan belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi.
Karena peserta didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Guru dapat
memakai pujian untuk menyenangkan perasaan peserta didik. Dengan pemberian
perhatian, peserta didik merasa diperhatikan dan dia tidak akan berbuat
sewenang-wenang terhadap guru/berbuat seenak hatinya. Pujian dapat berfungsi
untuk mengarahkan kegiatan peserta didik pada hal-hal yang menunjang tercapainya
tujuan pengajaran. Demikianlah, pujian dapat digunakan untuk mendapatkan umpan
balik dari setiap peserta didik dalam proses belajar mengajar.
4) Gerakan tubuh
Gerakan tubuh dalam mimik yang
cerah, tersenyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam,
menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan dan lain-lain adalah
sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari peserta didik.
Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar peserta
didik, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Gerakan tubuh dapat
meluruskan perilaku peserta didik yang menyimpang dari tujuan pembelajaran.
Misalnya, suatu ketika guru dapat bersikap diam untuk memberhentikan kelas yang
gaduh. Diamnya guru dapat diartikan oleh peserta didik sebagai menyuruh mereka
untuk mengakhiri kegaduhan di kelas, karena keadaan kelas yang gaduh pelajaran
tak dapat diberikan atau dimulai. Jadi, gerakan tubuh yang bagaimana pun
bentuknya dapat melahirkan umpan baik dari peserta didik, jika dilakukan dengan
tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar