A.
SISTEM
PENCERNAAN MANUSIA
1.
Saluran
Pencernaan
a.
Rongga
mulut
Di dalam rongga mulut terdapat beberapa
alat pencernaan, yaitu lidah (lingua), kelenjar ludah (glandula salivaris), dan
gigi (dentin).
1) Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan
membantu mendorong makanan (proses penelanan) serta menghasilkan kelenjar
ludah. Lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis,
asin, pahit, dan asam.
2) Kelenjar
ludah
Kelenjar
ludah di dalam rongga mulut manusia terdiri dari:
a) Kelenjar
parotis, terletak pada bagian akhir dari rahang atas di depan telinga, terdapat
sepasang, salurannya disebut duktus stensen, bermuara di pipi sebelah dalam.
Menghasilkan ludah yang berbentuk cair (serosa) dan enzim ptialin.
b) Kelenjar
submandibularis terletak di bawah kedua sisi tulang rahang, terdapat sepasang,
salurannya disebut duktus wharton yang bermuara di dasar mulut.
Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lender. (seromukosa).
c) Kelenjar
sublingualis, terletak di bagian dasar bawah lidah, dan bermuara ke dalam dasar
mulut. Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lender (seromukosa).
Ketiga
kelenjar ini menghasilkan 1,5 liter air liur (saliva) perhari. Deras aliran
saliva dirangsang oleh adanya makanan dalam mulut, melihat makanan, mencium
bau, dan memikirkan makanan. Apabila dari ketiga kelenjar tersebut salah
satunya terkena infeksi maka akan terjadi pembengkakan pada kelenjar tersebut,
penyakitnya disebut gondongan (parotitis).
Air
liur berfungsi untuk membasahi makanan, mencegah kekeringan di mulut,
mencernakan amilum oleh enzim ptialin, membunuh kuman oleh lisosom, sebagai
bufer, melancarkan faal pengecap, dan sebagai pelindung selaput mulut dari
panas, dingin, asam, dan basa.
3) Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi
sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi
potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim
pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama
pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi
susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6
bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus).
Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut.
a)
Mahkota gigi (corona)
merupakan bagian yang tampak dari luar.
b)
Akar gigi (radix) merupakan
bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
c)
Leher gigi (colum)
merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.
b.
Kerongkongan
Kerongkongan
berdasarkan historisnya terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan mukosa,
lapisan submukosa, lapisan muskularis, dan lapisan adventitia. Kerongkongan merupakan
saluran penghubung antara mulut dan lambung. Satu pertiga bagian atasnya
terdiri dari otot lurik dan dua pertiga bagian bawahnya terdiri dari otot polos.
Makanan pada saluran ini hanya membutuhkan waktu enam detik untuk sampai ke
lambung karena kontraksi otot lurik pada satu pertiga kerongkongan bagian atas.
Gerakan ini terjadi karena otot memanjang dan melingkar dinding esofagus
berkontraksi secara bergantian.
c.
Lambung (Ventrikulus)
Lambung
merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut bagian atas
dan tepat berada di bawah diafragma. Lambung terdiri dari:
1) lapisan
peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa;
2) lapisan
berotot yang terdiri dari lapisan sirkular (melingkar), lapisan otot obliges (menyerong),
dan lapisan otot longitudinal (memanjang);
3) lapisan
submukosa yang terdiri dari jaringan areoral berisi pembuluh darah dan limfa;
4) lapisan
mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan
atau rugae, kerutan tersebut akan hilang jika organ ini mengembang karena
berisi makanan dan banyak mengeluarkan mukus.
Ketiga otot yang terdapat pada lambung mengatur gerak peristaltik.
Fungsi lambung, yaitu menyimpan makanan sementara dan melakukan pencernaan
secara kimiawi dengan bantuan getah lambung. Lambung dibagi menjadi tiga
daerah.
1) Daerah
kardiak, merupakan daerah pintu masuk pertama makanan dari esofagus.
Pada bagian ini banyak dihasilkan mukus alkali.
2) Daerah
fundus yang merupakan daerah bagian tengah lambung yang membulat,
menghasilkan HCl dan musin.
3)
Daerah pilorus yang merupakan
bagian di daerah bawah lambung yang berhubungan dengan usus 12 jari (duodenum),
menghasilkan mukus alkali. Pada dinding lambung
terdapat kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang mengandung musin atau
lendir yang mengandung protein, pepsinogen, dan asam klorida (HCl).
Dinding
lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang langsung diserap pembuluh darah.
Hormon gastrin ini fungsinya untuk merangsang pengeluaran getah lambung. Makanan
hasil dari pencernaan di rongga mulut disebut bolus. Bolus
kemudian dicerna lagi di lambung selama ± 10 menit.
Seluruh
makanan dalam lambung itu akan meninggalkannya lambung setelah ± 6 jam diisi
makanan. Makanan dalam lambung teraduk dan bercampur
dengan getah lambung sehingga berbentuk seperti bubur, disebut chymus.
Ujung
pilorus mengandung otot sfingter untuk mengatur chymus turun ke usus halus.
Turunnya chymus dari lambung melalui pilorus dibantu oleh gerak peristaltik. Gerak
peristaltik merupakan kontraksi otot-otot lambung di sekitar chime yang
dapat menyebabkan chyme terdorong menuju usus halus.
Dengan
demikian, di lambung terjadi pula pencernaan makanan secara mekanis oleh gerak
peristaltik. Getah lambung (sukus gastrikus) dihasilkan 2-3 liter/hari dengan
pH 1,0–1,5 sehingga mampu membunuh kuman-kuman dalam makanan.
Pengeluaran
getah lambung sangat dipengaruhi oleh banyaknya makanan yang masuk ke lambung.
Jika makanan yang masuk sedikit, tetapi sekresi HCl berlebihan, maka dinding lambung akan rusak dan menimbulkan radang
(ulkus).
Di
daerah pilorus lambung terdapat otot sfingter. Otot sfingter ini akan mengendur
apabila terkena asam, dan mengerut apabila terkena basa. Sebaliknya, otot
pilorus di daerah pangkal usus 12 jari yang berbatasan dengan lambung akan
mengerut apabila terkena asam dan mengendur apabila terkena basa. Keadaan
seperti ini yang akan mengatur pengeluaran makanan dari lambung ke usus sedikit
demi sedikit.
d.
Usus
halus
Dalam
usus halus terjadi dua peristiwa penting, yaitu pencernaan secara enzimatik dan
penyerapan sari-sari makanan ke dalam sel darah. Usus halus terbagi tiga
bagian, yaitu duodenum (usus dua
belas jari), jejunum (usus
kosong), dan ileum (usus
penyerapan).
Duodenum
disebut usus duabelas jari karena memiliki panjang sekitar 12 jari orang
dewasa. Sementara itu jejunum disebut usus kosong karena pada orang yang telah
meninggal dunia, bagian usus ini kosong. Ileum disebut usus penyerapan karena
pada bagian tersebut zat-zat makanan diserap oleh tubuh.
Enzim-enzim
yang berperan di usus halus berasal dari hati, pankreas, dan sel-sel di dinding
usus halus tersebut. Enzim-enzim tersebut memecah molekul-molekul kompleks
makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dan mengabsorpsinya dalam aliran
darah.
e.
Usus
besar
Usus
besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu kolon
dan rektum. Makanan yang
tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh usus halus, seperti serat pada
sayuran dan buah-buahan serta lemak dan protein yang tidak dapat terurai,
semuanya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon. Di dalam
kolon, terdapat berbagai jenis bakteri, salah satunya adalah Escherichia
coli yang hidup bersimbiosis dengan manusia. Escherichia coli (E.
coli) mencerna makanan yang tidak dapat dicerna enzim usus.
E.coli
menyekresikan
beberapa zat seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin
B3), vitamin B12, biotin (vitamin H), dan vitamin K. Zat-zat tersebut kemudian
diserap oleh dinding kolon. Di kolon, kotoran (feses) yang semisolid dihasilkan. Adanya gerakan peristaltic kolon
menyebabkan feses tersebut terdorong ke bagian usus besar selanjutnya, yaitu
rektum.
Di
dalam rektum terjadi penyerapan air dan mineral yang masih dikandung feses
semisolid tersebut. Hasilnya adalah feses yang solid. Ketika rektum penuh, akan
timbul keinginan ingin buang air besar (defekasi)
sebagai mekanisme untuk membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna.
2.
Kelenjar dan Organ Sistem
Pencernaan
a.
Hati
(Hepar)
Setelah
makanan dicerna sampai menjadi sari-sari makanan, sari-sari makanan itu
selanjutnya diserap oleh usus halus, namun sebelumnya akan melalui hati
terlebih dahulu. Hati adalah kelenjar pencernaan terbesar yang memiliki fungsi
untuk mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah, mensekresikan cairan
empedu, merombak eritrosit yang sudah tua, mensistensis albumin, globulis, dan
fibrinogen.
Empedu
(chole) merupakan suatu cairan setengah kental berwarna kuning keemasan
(kehijauan), pH-nya 7,6–8,6, berasa pahit sekali. Pada cairan empedu terdapat
garam-garam empedu, pigmen empedu, air, kolesterol, dan lesitin. Garam-garam empedu
dapat mengemulsikan lemak agar mudah diserap ke dalam darah. Di samping itu,
empedu juga sebagai penghasil pigmen bilirubin dan biliverdin. Pada feses
pigmen ini sering terlihat berwarna cokelat.
Empedu
berfungsi mengurangi tegangan permukaan lemak, mengaktifkan lipase dalam usus,
memberi warna feses, menolong daya absorpsi lemak pada dinding usus, dan
menciptakan reaksi alkali pada usus (klorida dan bikarbonat).
Penggetahan
empedu dikendalikan oleh suatu hormon yang dinamakan sekretin dan pengeluaran
empedu diatur oleh hormon koleositokinin.
Untuk
mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah, hati harus bekerja sama dengan
pankreas sebagai penghasil enzim insulin dan glukagon. Apabila kadar gula dalam
darah tinggi, insulin yang dikeluarkan pankreas akan merangsang hati untuk
mengabsorpsi glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen. Dengan begitu, kadar
glukosa dalam darah dapat diturunkan hingga mendekati normal. Untuk menurunkan kadar
gula dalam darah, hormon insulin tidak hanya bekerja dengan hati. Terdapat
beberapa cara insulin untuk menurunkan kadar gula darah, yaitu sebagai berikut.
1) Merangsang
sel-sel tubuh agar lebih banyak menyerap glukosa dari darah.
2) Merangsang
hati untuk menyerap gula darah (glukosa).
3) Merangsang
sel-sel lemak untuk mengambil glukosa dan mengubahnya menjadi lemak.
4) Insulin
dapat merangsang sel-sel untuk mempercepat proses respirasi seluler yang
mempergunakan glukosa.
Di
samping insulin, pankreas juga berfungsi sebagai penghasil glukagon. Glukagon adalah
sejenis hormon yang dapat merangsang hati mengubah gula yang tersimpan dalam
glikogen untuk dikembalikan menjadi glukosa. Selain itu, glukagon dapat pula mengeluarkan
glukosa jika kadar glukosa dalam darah terlalu rendah.
Dengan
demikian, dari uraian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa hormon
insulin dan glukagon bekerja bersama-sama dalam mengatur keseimbangan kadar
gula darah. Dapat diartikan bahwa insulin bekerja saling antagonis dengan glukagon.
Orang yang menderita kekurangan insulin biasanya memperlihatkan gejala lemah,
lesu, dan mudah capai karena kadar gula darahnya sangat tinggi. Namun, gula darah
tersebut tidak bisa diubah menjadi energi. Penyakit yang disebabkan kekurangan insulin
disebut diabetes melitus.
b.
Pankreas
Pankreas
berada di dalam lipatan duodenum berbentuk huruf ‘U’ yang panjangnya ± 12 cm
dan tebalnya ± 2,5 cm. Pada pankreas terdapat dua macam kelenjar, yaitu
kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
Bagian
eksokrin berbentuk asinus-asinus. Bagian asinus-asinus ini akan mensekresikan
cairan yang kaya enzim ataupun proenzim, sedangkan bagian saluransalurannya mensekresikan
cairan yang kaya HCO3–. Kedua cairan ini bersatu membentuk getah pankreas.
Getah pankreas ini diproduksi ± 1.500 ml setiap harinya. Bagian endokrin
merupakan sisa dari sel-sel kelenjar pankreas.
B.
SISTEM
PEREDARAN DARAH MANUSIA
1.
Sistem
Peredaran Darah pada Manusia
Secara
umum, sistem peredaran darah berfungsi mengangkut makanan dan zat sisa hasil metabolisme.
Selain itu, sistem peredaran darah juga berfungsi sebagai berikut.
a. Mengangkut
zat buangan dan substansi beracun menuju hati untuk didetoksifikasi
(dinetralkan) atau ke ginjal untuk dibuang.
b. Mendistribusikan
hormon dari kelenjar dan organ yang memproduksinya ke sel-sel tubuh yang
membutuhkannya.
c. Mengatur
suhu tubuh melalui aliran darah.
d. Mencegah
hilangnya darah melalui mekanisme pembekuan darah.
e. Melindungi
tubuh dari bakteri dan virus dengan mensirkulasikan antibodi dan sel darah
putih.
1)
Plasma
Darah
Plasma
darah merupakan komponen darah yang paling banyak, yaitu sekitar 55%-60% bagian
dari darah. Plasma darah terdiri atas 90% air dan 10% sisanya berupa zat-zat
yang terlarut di dalamnya yang harus diangkut ke seluruh tubuh. Zat-zat
terlarut tersebut terdiri atas protein, hormon, nutrisi (glukosa, vitamin, asam
amino, lemak), gas (oksigen dan karbon dioksida), garam-garam (sodium, kalsium,
potasium, magnesium), serta zat buangan seperti urea.
Protein
dalam plasma darah merupakan zat terlarut yang paling banyak. Terdapat tiga
bagian utama protein plasma darah, yaitu:
a) albumin, berperan dalam
mengatur tekanan osmotik darah (mengontrol aliran air yang masuk ke dalam
membran plasma);
b) globulin, mengangkut nutrisi
makanan dan berperan dalam system kekebalan tubuh;
c) fibrinogen, berperan dalam proses
pembekuan darah.
2)
Sel-sel
darah
a)
Sel
Darah Merah (Etritrosit)
Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, dan tidak mempunyai
nukleus. Warna merah disebabkan oleh hemoglobin (Hb) yang berwarna merah tua.
Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen. Setiap hemoglobin terdiri atas
protein yang disebut globin dan pigmen non protein yang disebut heme.
Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit anemia.
Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru
membentuk oksihemoglobin yang beredar ke seluruh jaringan-jaringan
tubuh. Jika kadar oksigen dalam jaringan tubuh lebih rendah daripada dalam
paru-paru maka oksihemoglobin dibebaskan dan oksigen digunakan dalam proses metabolisme
sel. Hemoglobin juga penting dalam pengangkutan karbon dioksida dari jaringan
ke paru-paru. Selain itu, hemoglobin berperan dalam menjaga keseimbangan asam
basa (penyangga asam basa).
Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoeisis yang
terjadi di sumsum tulang dan diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut eritropoietin.
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di limpa
atau hati, dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan
di dalam hati. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen bilirubin (pigmen
empedu) yang berwarna kehijauan. Pigmen empedu diekskresikan oleh hati ke dalam
empedu. Zat besi dari hemoglobin tidak diekskresikan tetapi digunakan kembali
untuk membuat eritrosit baru.
b)
Sel
Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di
sumsum merah, dan kelenjar limpa. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000
- 9000 sel/cc darah. Leukosit berumur 12 hari. Fungsi utama dari sel tersebut
adalah untuk fagosit (pemakan) bibit penyakit/benda asing yang masuk ke dalam
tubuh. Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman
jauh di luar pembuluh darah.
Jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing
yang masuk tubuh. Kemampuan leukosit untuk menembus dinding pembuluh darah
(kapiler) untuk mencapai daerah tertentu disebut diapedesis. Peningkatan
jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi, misalnya radang paru-paru. Leukosit
memiliki satu nukleus, bening (tidak berwarna), dan gerakannya mirip dengan Amoeba
disebut gerak amuboid. Jumlah leukosit di dalam darah dapat berkurang atau bertambah.
Berkurangnya jumlah leukosit sampai di bawah 6.000 sel/cc darah disebut leukopeni.
Sedangkan bertambahnya jumlah leukosit melebihi normal di atas 9.000 sel/cc
darah disebut leukositosis.
c)
Keping
Darah (Trombosit)
Seperti
sel darah merah, keping-keping darah tidak mempunyai inti sel dan masa hidupnya
pun pendek, yaitu sekitar 10–12 hari. Keping-keping darah berperan dalam proses
penghentian pendarahan.
Penghentian
pendarahan adalah proses yang kompleks. Pembekuan dimulai ketika keping-keping
darah dan faktor-faktor lain dalam plasma darah kontak dengan permukaan yang
tidak biasa, seperti pembuluh darah yang rusak atau terluka. Ketika ada
permukaan yang terbuka pada pembuluh darah yang terluka, keping-keping darah
segera menempel dan menutupi permukaan yang terbuka tersebut. Keping-keping
darah yang menempel, faktor lain, dan jaringan yang terluka memicu pengaktifan trombin, sebuah enzim, dari protrombin dalam plasma darah. Trombin
yang terbentuk akan mengkatalis perubahan fibrinogen menjadi benang-benang fibrin.
Molekul
fibrin menempel satu sama lain, membentuk jaringan berserat. Jaringan protein
fibrin ini, menghentikan aliran darah dan membuat darah menjadi padat, seperti
gelatin ketika sudah dingin. Jaringan ini membuat sel darah merah terperangkap
dan menambah kepadatan dari darah yang beku.
Keping-keping
darah menempel di bagian yang berserat dan mengeluarkan benang-benang yang
lengket dan membuatnya merekat satu dengan yang lain. Dalam waktu setengah jam,
keping-keping darah mengerut, menarik lubang untuk merapat, dan memaksa cairan
yang ada untuk keluar. Aksi tersebut menghasilkan pembekuan yang padat dan kuat
sehingga membuat luka merapat. Dengan cara inilah, dimulai penyembuhan luka.
2.
Organ-organ
Peredaran Darah pada Manusia
a.
Jantung
Jantung
manusia terdiri atas empat ruang, yaitu serambi (atrium) kanan dan serambi kiri
di bagian atas, serta bilik (ventrikel) kanan dan bilik kiri di bagian bawah.
Serambi berfungsi sebagai persinggahan sementara sebelum darah masuk ke bilik
dan dipompa ke seluruh tubuh atau ke paru-paru. Namun, serambi juga
berkontraksi mendorong darah menuju bilik. Jantung manusia terdiri atas empat
ruang, yaitu serambi (atrium) kanan dan serambi kiri di bagian atas, serta
bilik (ventrikel) kanan dan bilik kiri di bagian bawah.
Serambi
berfungsi sebagai persinggahan sementara sebelum darah masuk ke bilik dan
dipompa ke seluruh tubuh atau ke paru-paru. Namun, serambi juga berkontraksi
mendorong darah menuju bilik.
Antara
serambi dan bilik, terdapat katup
atrioventrikuler, yang berfungsi mencegah aliran balik dari bilik ke
serambi saat bilik berkontraksi. Katup atrioventrikuler kanan memiliki tiga
lembar katup, sehingga disebut katup trikuspidal.
Sementara itu, katup pada bilik kiri memiliki dua katup sehingga disebut katup bikuspidal. Terdapat juga katup semilunaris yang membatasi aorta
dengan bilik dan berfungsi mencegah aliran balik darah ke bilik saat bilik
berelaksasi.
Perjalanan
darah dari seluruh tubuh akan berakhir di serambi kanan melalui vena besar dari
bagian atas tubuh (vena kava superior)
dan vena besar bagian bawah tubuh (vena
kava inferior). Dari serambi kanan, katup atrioventrikuler membuka dan
serambi berkontraksi, bersamaan dengan relaksasinya bilik kanan. Segera setelah
darah mengalir ke bilik kanan, katup menutup, dan bilik berkontraksi
mengalirkan darah ke arteri menuju paru-paru kanan dan kiri.
Pertukaran
gas terjadi di paru-paru. Darah dari seluruh tubuh mengandung banyak CO2
sebagai hasil metabolisme. Darah dari paru-paru yang kaya oksigen kemudian
memasuki bilik kiri melalui vena dari paru-paru (vena pulmonalis). Peredaran
darah dari jantung – paru-paru – jantung disebut peredaran darah kecil.
Katup
atrioventrikuler terbuka saat bilik kiri berelaksasi dan darah mengalir ke
bilik. Katup atrioventrikuler menutup, kemudian bilik berkontraksi menyebarkan
darah ke aorta untuk kembali disebarkan ke seluruh tubuh. Peredaran darah dari
jantung – seluruh tubuh – jantung disebut peredaran darah besar. Manusia memiliki peredaran darah kecil dan peredaran
darah besar sehingga sistem peredaran darah pada manusia disebut sistem peredaran darah ganda.
Otot
jantung memiliki struktur yang khas seperti otot lurik, tetapi bercabang-cabang.
Otot jantung disarafi oleh saraf tak sadar. Saraf tersebut menempel ke jantung
bagian tengah di antara dua bilik sebagai berkas yang menyebar. Berkas saraf
ini disebut berkas Hiss.
Otot
jantung memiliki satu siklus kontraksi - relaksasi yang disebut siklus jantung. Periode relaksasi
disebut diastol, yaitu ketika
serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang (otot bilik relaksasi).
Adapun periode kontraksi disebut sistol,
terjadi ketika otot bilik berkontraksi (ruang bilik menguncup) dan darah
terdorong keluar.
b.
Pembuluh
Darah
1)
Pembuluh
Nadi (Arteri)
Pembuluh
nadi (arteri) adalah pembuluh yang membawa darah keluar dari jantung ke
jaringan. Dinding pembuluh nadi tebal, kuat dan elastis. Lapisan paling dalam
dari arteri adalah endotelium yang dikelilingi oleh otot polos. Letaknya agak
dalam, tersembunyi dari permukaan tubuh. Denyutnya terasa, misalnya di
pergelangan tangan atau di leher, dan mempunyai satu katup dekat jantung. Katup
berfungsi menjaga agar darah tidak mengalir kembali ke jantung.
Darah
yang keluar dari jantung melalui dua pembuluh nadi. Pembuluh nadi pertama,
keluar dari bilik kiri (ventrikel kiri). Pembuluh nadi ini membawa darah yang
kaya oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah ini disebut nadi
besar (aorta). Pembuluh nadi kedua, keluar dari bilik kanan (ventrikel kanan).
Pembuluh nadi ini membawa darah dari seluruh tubuh yang kaya karbon dioksida
menuju ke paru-paru. Pembuluh darah ini disebut pembuluh nadi paru-paru.
2)
Pembulu
Balik (Vena)
Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh darah yang membawa darah dari
kapiler menuju jantung. Letaknya dekat permukaan kulit dan tampak kebiru-biruan.
Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. Lapisan dalamnya bersifat licin
karena dilapisi endotelium yang dikelilingi oleh otot polos. Denyut pembuluh
balik tidak terasa. Pembuluh balik mempunyai katup di sepanjang pembuluhnya.
Katup ini berfungsi agar aliran darah berlangsung satu arah, yaitu ke jantung.
Selain itu, katup ini juga menjaga agar darah tetap mengalir karena tidak ada
pompa pada aliran darah di pembuluh darah balik.
Pada manusia, pembuluh balik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a) Pembuluh
balik paru-paru
Pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) adalah
pembuluh balik yang membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri (atrium kiri)
jantung. Pembuluh balik paru-paru membawa darah yang kaya oksigen.
b) Pembuluh
balik tubuh
Pembuluh balik tubuh berukuran besar, terdiri atas pembuluh
balik atas (vena kava superior) dan pembuluh balik bawah (vena kava
inferior). Pembuluh balik atas membawa darah dari tubuh bagian atas,
misalnya kepala dan lengan. Pembuluh balik bawah membawa darah dari tubuh bagian
bawah. Kedua pembuluh balik tersebut bermuara ke serambi kanan (atrium kanan)
jantung dan membawa darah yang kaya karbon dioksida. Karbon dioksida merupakan
sisa pembakaran yang terjadi pada seluruh jaringan tubuh.
3)
Pembuluh
Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus dan
langsung berhubungan dengan sel-sel jaringan tubuh. Pembuluh kapiler menghubungkan
ujung pembuluh nadi yang terkecil dan ujung pembuluh balik yang terkecil.
Pembuluh kapiler sangat halus dan tipis karena hanya terdiri dari satu lapis
sel. Lebar pembuluh kapiler ini hanya selebar 1 sel darah merah sehingga sel darah
merah beriringan dalam pembuluh kapiler. Di dalam pembuluh kapiler inilah
terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Selama jantung masih bekerja, darah kita akan selalu beredar di
sepanjang tubuh. Peredaran darah tersebut merupakan peredaran darah tertutup,
karena darah manusia selalu berada dalam pembuluh, tidak pernah langsung masuk ke
dalam jaringan tubuh.
c.
Pembuluh
Limpa
Selain
pembuluh darah, manusia juga memiliki pembuluh limfa. Pembuluh limfa
disebut juga pembuluh getah bening. Limfa adalah cairan yang menggenangi
jaringan tubuh. Limfa memiliki sistem peredaran sendiri yang dimulai dari
jaringan sampai ke vena. Beberapa fungsi limfa di antaranya mengabsorpsi lemak
di usus halus dan mengangkutnya ke darah, serta mengambil kelebihan cairan
jaringan dan mengembalikannya ke sistem peredaran darah. Selain itu, fungsi
yang tidak kalah penting adalah membantu mempertahankan tubuh dari penyakit. Limfa
dialirkan dengan mengandalkan kontraksi otot-otot rangka. Dalam tubuh terdapat
beberapa nodus limfa. Nodus tersebut terdiri atas sinus-sinus, yaitu ruangan
tempat menyaring bahan-bahan yang sudah diabsorpsi atau dihilangkan dari
jaringan oleh sel darah putih (makrofag).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar