Minggu, 24 November 2013

MOTIVASI


Definisi Motivasi 
Motivasi berasal dari bahasa Inggris motivation yang berarti dorongan atau pengalasan. Motiv sendiri berarti alasan, sebab, dan daya penggerak. Motif adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan.


           Motif → Motivasi ; daya penggerak yang telah menjadi aktif
 
 

 
Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau sangat mendesak. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.      Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan 3 hal, sebagai berikut:
  1. Motivasi mengawasi terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia yang diwujudkan dalam kegiatan fisik 
  2. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/feeling, afeksi, dan emosi seseorang (dapat menentukan tingkah laku seseorang) 
  3.  Motivasi terangsang karena danya tujun. Motivasi eupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan, dan tujuan berkaitan dengan kebutuhan.
Dengan kata lain, motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan. 
Motivasi Belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang ada di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis non-intelektual, karena berperan khas dalam menumbuhkan gairah, perasaan senang atau semangat untuk belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang kuat, cenderung akan mempunyai banyak energi untuk belajar.
Contoh : bisa saja peserta didik yang berintelektual tinggi gagal dalam ujian, hal ini dikarenakan kurangnya motivasi belajar dalam diri peserta didik tersebut.
Motivasi berkaitan erat dengan minat, yaitu suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang mampu membangkitkan nilai bila yang dilihatnya tersebut berkaitan erat dengan kepentingannya. Minat timbul akibat dari adanya partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar dan atau bekerja.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

1.    Faktor Internal (faktor yang berasal dari dalam diri individu)
a. Persepsi individu mengenai diri sendiri, seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu, tergantung pada proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak
b. Harga diri dan prestasi, faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat, serta dapat mendorong individu untuk berprestasi
c.    Harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan seseorang. Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
d.   Kebutuhan, manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
e.  Kepuasan kerja, lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
2.    Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar diri individu)
a.   Jenis dan sifat pekerjaan, dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud,
b.    Kelompok kerja dimana individu bergabung, kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu, peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
c.  Situasi lingkungan pada umumnya, setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya
d.   Sistem imbalan yang diterima, imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.

Faktor Kegiatan Bersama-sama yang Mempengaruhi Motivasi Peserta didik



 B.   Peranan motivasi dalam pembelajaran
Motivasi merupakan energi untuk memulai dan mampu terus belajar. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pula kegiatan belajarnya, karena motivasi menentukan intensitas usaha belajar dari peserta didik/pembelajar. Motivasi berkaitan dengan prestasi yang akan dicapai, peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, akan tergerak untuk belajar lebih giat lagi dan tentunya hal ini akan membawa keberhasilan dalam prestasinya.
Dengan kata lain, orang sukses merupakan orang yang memiliki motivasi yang tinggi, bila menginginkan peserta didik yang memiliki prestasi yang tinggi, maka anak tersebut harus terus dibangun motivasinya. Motivasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut penting untuk diketahui dan diperhatikan oleh guru agar motivasi yang dapat tersampaikan secara optimal. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:
            1.    Cita-cita peserta didik
           Bila kegiatan belajar yang dilangsungkan sesuai dengan cita-cita peserta didik, tentunya kegiatan akan lebih menarik dan membuat peserta didik lebih rajin belajar. Namun, bila belajar tidak sesuai dengan cita-cita, maka cenderung akan timbul rasa jenuh, sulit dan malas untuk belajar atau dengan kata lain, tidak memiliki motivasi untuk belajar. Akibatnya prestasi belajar peserta didik menurun atau jelek. Itulah sebabnya, kenapa sering dijumpai anak yang ketika masa SD atau SMP nya memiliki motivasi belajar yang tinggi, namun ketika di SMA atau kuliah motivasi belajarnya menurun, yang terbukti dari prestasi akademiknya yang kurang baik. Hal ini, disebabkan karena adanya kesenjangan antara kegiatan belajar dengan cita-cita pembelajar/peserta didik. Untuk mensiasati hal ini, tentunya harus terjalin komunikasi yang baik dengan keluarga, sebelum mengambil keputusan. Namun, bila sudah berada di kondisi belajar yang tidak sesuai dengan cita-cita, sebaiknya pembelajar/peserta didik harus berorientasi pada masa depan dan kesempatan-kesempatan yang ada, serta berusaha memotivasi diri dengan mencari tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2.    Kemampuan peserta didik
Kemampuan intelektual setiap orang berbeda-beda. Tentunya hal ini membuat guru tidak dapat memaksakan bahwa semua peserta didik di kelasnya harus memiliki kemampuan yang sama. Karena itu, motivasi guru sangat penting untuk membantu peserta didik dengan kemampuan yang berbeda-beda, peserta didik yang rendah kemampuan akademiknya di suatu bidang studi, salah satu penyebabnya bisa saja karena rendahnya motivasi peserta didik terhadap bidang studi tersebut.
3.    Kondisi peserta didik
Terbagi menjadi dua, yaitu kondisi fisik dan psikologis. Namun, keduanya saling mempengaruhi, sebagaimana pepatah menyatakan “di dalam jiwa yang sehat, terdapat tubuh yang kuat”. Bila kondisi fisiknya sedang buruk, gairah belajar tentunya akan menurun pula. Begitupun bila kondosi psikologisnya sedang tidak baik, tentunya ia akan kesulitan untuk fokus dalam belajar.
4.    Kondisi lingkungan belajar
Terbagi menjadi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Yang dimaksud dengan lingkungan fisik adalah tempat dimana pesert didik belajar, sedangkan lingkungan sosial adalah suatu tempat dimana individu berinteraksi dengan orang lain (lingkungan sepermainan, sebaya, kelompok belajar). Bila lingkungan peserta didik tidak terbiasa dengan kegiatan belajar, maka ia akan sulit membudayakan belajar dalam dirinya.
5.    Upaya guru dalam medidik peserta didik
Guru yang memiliki motivasi dan semangat yang tinggi dalam mendidik peserta didiknya, tentunya akan memotivasi peserta didik untuk semangat pula dalam menerima materi yang disampaikan guru tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi peserta didik, yaitu dengan memberikan materi yang menarik, terbaik dan dengan metode pengajaran yang bervariasi, sehingga peserta didik akan termotivasi dalam belajar.

Motivasi memiliki 3 fungsi utama dalam pembelajaran, yaitu:
1.    Pendorong/penggerak dalam melakukan setiap usaha/kegiatan belajar, karena mampu melepaskan energy positif/membuat lebih bersemangat dalam belajar
2.    Menentukan arah kegiatan usaha, yaitu kea rah tujuan yang hendak dicapai
3.    Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai dalam mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seorang peserta didik yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab kegiatan tersebut tidak mendukung tujuannya.

Peranan motivasi dalam pembelajaran, yaitu:
1.    Membuat peserta didik bersemangat dalam belajar.
2.    Mata pelajaran yang dulunya tidak disukai peserta didik bisa menjadi mata pelajaran yang paling disukainya.
3.    Peserta didik menjadi lebih kreatif dan fokus dalam belajar, misalnya menyusun jadwalnya dengan baik dan benar.
4.    Peserta didik menjadi rajin dalam mengerjakan tugas, membaca, menulis dan sebagainya.
5.    Guru tidak perlu menggunakan kekerasan dalam menyuruh peserta didik untuk belajar, cukup dengan memotivasi anak tersebut.
6.    Tanpa di awasi oleh guru atau pun orang tua peserta didik dapat belajar dengan baik.
7.    Peserta didik akan mengurangi sikap yang kurang menguntungkan atau kurang baik, misalnya bermain atau menonton tv.
8.    Bila gagal, ia tidak akan menyerah dan mencobanya lagi(pantang menyerah).
9.    Menyadarkan kepada peserta didik, bahwa belajar dapat memberikan bekal peserta didik dalam bekerja atau hidup pada waktu yang akan datang.

Upaya/cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik
1.    Menjelaskan kepada peserta didik tujuan belajar yang akan dicapai oleh  peserta didik.
  1. Menjauhkan konstrain (kendala) dalam pembelajaran, agar peserta didik mampu fokus pada pembelajaran
  2. Mengoptimalkan pengalaman/kemampuan yang dimiliki peserta didik. Biarkan peserta didik mengangkap pengetahuan dengan cara/pandangannya sendiri (jangan dipaksakan mengikuti pandangan guru), kemudian kaitkan kegiatan belajar sekarang dengan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik terhadap materi tersebut. Gali lebih dalam lagi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik dengan menggunakan tes lisan/tulisan dan kemudian berilah kesempatan kepada peserta didik untuk membandingkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan sekarang terhadap materi yang sama.
  3. Kembangkan cita-cita peserta didik. Cita-cita merupkan tujuan yang ingin dicapai oleh individu. Peserta didik umumnya akan lebih termotivasi untuk belajar, bila ia tahu belajar merupakan cara yang paling tepat untuk menggapai cita-cita tersebut. Pengenalan cita-cita ini, dapat dilakukan dengan meminta peserta didik mengisi daftar cita-cita dari yang paling diinginkan hingga yang tidak diminati. Kemudian, hasil pengenalan cita-cita ini dapat dikomunikasikan dengan peserta didik dan orang tuanya. Orang tua perlu tahu agar mereka tidak memaksakan cita-cita kepada anaknya, tanpa menanyakan anaknya berminat atau tidak. Sedangkan, untuk peserta didik pada taraf pendidikan yang lebih tinggi, pengembangan cita-cita dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih prodi yang sesuai dengan cita-citanya.
  4. Memberikan pemahaman kepada peserta didik, kalau belajar merupakan suatu kebutuhan bagi peserta didik, dengan belajar, maka apa yang dicita-citakan peserta didik akan tercapai
  5. Memberikan suasana yang nyaman dan kondusif, sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan tercipta perasaan suka terhadap pelajaran yang disampaikan guru
  6. Menyiapkan bahan ajar yang menarik
  7. Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang menyenangkan
  8. Meyakinkan peserta didik bahwa mereka mampu mencapai suatu prestasi dengan memanfaatkan motivasi belajar yang tinggi
  9. Memberikan hadiah kepada peserta didik yang berprestasi yaitu berupa hadiah yang memiliki potensi yang mendorong peserta didik menyukai pelajaran yang disampaikan guru
  10. Melakukan manajemen kelas yang memungkinkan terciptanya suasana yang nyaman bagi anak, misalnya penempatan meja yang bervariasi agar peserta didik tidak bosan
  11. Mengundang sumber belajar untuk berbagi pengalaman dengan peserta didik
  12. Melakukan pembelajarn di luar kelas, bahkan di luar sekolah, agar peserta didik tidak bosan, karena pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas.
  13. Memberikan perhatian maksimal
  14. Membantu kesulitan belajar peserta didik
  15. Memberikan aktivitas dengan tingkat kesulitan tingkat menengah sehingga tidak akan membosankan peserta didik karena terlalu mudah atau membuat peserta didik putus asa karena terlalu sulit.
  16. Memberikan informasi dan ide yang dikaitkan dengan pengetahuan peserta didik, serta kejutan dan incongruity dalam aktivitas yang dilakukan di kelas.
  17. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih aktivitas dan terlibat dalam pembuatan peraturan dan prosedur di kelas sehingga peserta didik merasa memiliki control.
  18. Pemberian hadiah atau pujian kepada peserta didik atas hasil usahanya
  19. Tanamkan pada peserta didik untuk tidak pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan                        


C.   Jenis-jenis motivasi
Secara umum, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu :
1.    Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri individu. Menurut Conny R. Semiawan, motivasi yang bersifat internal memiliki peranan yang sangat besar bagi terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan mencapai hasil belajar yang memuaskan. Motivasi yang bersifat internal dalam kaitannya dengan kegiatan belajar peserta didik, misalnya peserta didik mempelajari matematika karena peserta didik tersebut menyukai mata pelajaran matematika. Peserta didik tersebut merasa senang dan bersungguh-sungguh ketika mengikuti pelajaran matematika. Hal tersebut pasti mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Segala sesuatu atas dasar suka, pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik. Motivasi intrinsik berupa motivasi belajar, tanggung jawab, dan berkarya sebenarnya sudah ada dalam diri manusia karena manusia merupakan makhluk yang selalu ingin berprestasi. Walaupun demikian, motivasi ini senantiasa berubah kualitasnya, suatu ketika motivasi ini bisa meningkat atau bisa juga menurun. Hal ini tergantung pada kondisi psikologis individu, kondisi lingkungan, tujuan hidup dan prestasi yang ingin dicapai. Contoh motivasi intrinsik, yaitu seorang peserta didik mempelajari sebuah buku pelajaran karena ia termotivasi untuk mengetahi isi atau bahan berupa pengetahuan yang ia dapatkan/karena ia memang menyukai materi pelajaran tersebut. Contoh lainnya seorang anak sungguh-sungguh membuat puisi yang menarik, karena anak tersebut benar-benar menyukai puisi. Contoh lain misalnya, anak menyanyi dengan keras dan suara yang merdu karena anak tersebut memang suka bernyanyi.
2.    Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu yang muncul karena rangsangan dari luar. Dorongan tersebut bisa dari guru, teman, orangtua, serta dari lingkungan sekitar individu. Guru mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Misalnya, peserta didik senang belajar matematika karena ingin mendapatkan nilai bagus. Motivasi erat kaiatannya dengan kebutuhan, sehingga guru senantiasa harus meyakinkan peserta didik bahwa pelajaran yang didapat peserta didik di sekolah sangat penting manfaatnya bagi peserta didik. Dengan hasil belajar yang memuaskan maka akan tercapai sukses yang dicita-citakan bagi peserta didik. Selain itu, sikap yang terpuji atas hasil belajar juga diperlukan dalam kehidupan yang harmonis dan peserta didik diterima di lingkungan sosial. Hal yang paling penting adalah hasil belajar berupa keterampilan sangat dibutuhkan peserta didik dalam kaitannya dengan kehidupan di masyarakat dan nantinya dalam mencari pekerjaan. Seorang guru haruslah mengetahui bagaimana kondisi peserta didik serta apa yang disukai peserta didik. Guru hendaknya selalu membuat rasa senang tersebut menjadi semakin bertambah serta apa yang tidak disukai peserta didik dalam kaitannya dengan pelajaran menjadi disukai peserta didik. Dalam dunia nyata, banyak peserta didik yang tidak senang dengan suatu pelajaran karena pembawaan guru yang kurang menyenangkan dalam menyampaikan materi pelajaran tersebut. Misalnya, peserta didik tidak menyukai pelajaran matematika karena pembawaan guru dalam menyampaiakn materi yang kurang enak dan terasa menegangkan. Guru hendaknya selalu menyampaikan semua mata pelajaran kepada peserta didik dengan pembawaan yang menyenangkan, sehingga pelajaran yang disampaikan guru dapat masuk dengan baik kepada peserta didik dan nantinya peserta didik menyukai pelajaran tersebut. Selain itu, motivasi ekstrinsik berperan untuk menjaga dan meningkatkan motivasi intrinsik pada diri individu. Seperti kita ketahui, bahwa setiap manusia itu tidak sama, termsuk motivasinya. Ketidaksamaan motivasi intrinsik yang berbeda ini, dapat diatasi dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik sudah terdapat dalam diri individu yang digunakan untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Namun, rekayasa lingkungan sangat diperlukan agar motivasi intrinsik dalam diri individu tidak menurun atau tidak mengalami penurunan yang amat tajam. Sebab, motivasi intrinsik bersifat dinamis yang senantiasa berubah, bisa saja motivasi intrinsik dalam diri individu sangat tinggi, namun, ketika mengalami hambatan dalam prosesnya, biasanya semangatnya akan menurun. Selain itu, pada orang yang memiliki motivasi instrinsik yang rendah, motivasi ekstrinsik ini sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik yang diberikan secara tepat dan dalam kurun waktu yang tepat (berkala), secara perlahan dapat memicu motivasi instrinsik meningkat atau bahkan menjadi kebiasaan bagi individu. Contoh motivasi ekstrinsik, yaitu Ani adalah kelas 5 SD, dalam kesehariannya nilai-nilai Ani tidaklah begitu bagus, karena Ani malas belajar. Untuk memotivasi Ani, agar rajin belajar, orang tua Ani akan memberikan Ani hadiah sepeda baru, bila dalam ujian akhir semester nanti, Ani memperoleh nilai yang bagus. Karena Ani ingin mendapatkan hadiah tersebut, Ani menjadi rajin belajar agar memperoleh nilai ujian yang bagus.

Selain itu, motivasi juga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang terdiri, yaitu:
1.    Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
a)    Motif-motif bawaan (primer)
Adalah dorongan/motif yang dibawa sejak lahir dan ada tanpa harus dipelajari terlebih dahulu. Motif ini berkaitan dengan kemampuan biologis seseorang. Motif ini juga bisa disebut sebagai physiological drives. Contohnya: dorongan untuk makan dan minum, dorongan untuk beristirahat, dan dorongan seksual.
b)    Motif-motif yang dipelajari (sekunder)
Adalah dorongan/motif yang timbul karena dipelajari terlebih dahulu. Motif ini biasa disebut sebagai affiliative needs. Motif ini sering dihubungkan dengan kemampuan manusia sebagai makhluk sosial, karena motif ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan pengetahuannya untuk memperoleh tujuan yang diinginkannya di masyarakat. Sebab, dengan kemampuan berhubungan dan kerjasama di dalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri, sehingga manusia perlu mengembangkan sifat ramah, bersahabat, bijak dengan orang-orang yang berada di lingkungannya. Kemampuan ini, tentunya dapat membantu seseorang untuk mencapai prestasi yang memuaskan.
2.    Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
Menurut Woodworth dan Marquis, motivasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a)    Motif atau kebutuhan organis, yaitu kebutuhan/dorongan yang muncul tanpa harus dipelajari. Motif ini memang sama dengan psysiological drives, sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya. Contohnya: motif untuk makan dan minum, motif untuk bernapas, motif seksual, dan motif beristirahat.
b)    Motif-motif darurat, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang muncul akibat adanya rangsangan/stimulus dari luar yang dianggap mengamcam/membahayakan dirinya. Respon yang muncul akibat stimulus yang membahayakan biasanya berupa dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk melawan/membalas, dorongan untuk berusaha. Contohnya: ketika seseorang dikejar anjing, ia akan lari begitu kencang, melampaui kemampuan larinya diwaktu-waktu biasa. Dengan kata lain, ia berlari melebihi kemampuan biasanya.
c)    Motif objektif merupakan bentuk motivasi yang dapat digunakan untuk mempertahankan minat peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan. Bentuk-bentuk motivasi yang diberikan, yaitu:
1)    Memberi angka
Angka merupakan simbol atau nilai dari hasil aktifitas belajar peserta didik. Angka yang diberikan kepada setiap peserta didik biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan yang telah mereka peroleh dari hasil penilaian guru. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatnya prestasi belajar mereka. Angka ini biasanya terdapat dalam buku rapor sesuai dengan jumlah mata pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum.
2)    Hadiah
Guru dapat memberikan hadiah kepada peserta didik yang berprestasi. Pemberian hadiah bisa dilakukan kepada semua peserta didik, kepada sebagian peserta didik, maupun kepada peserta didik perseorangan. Tentu saja pemberian hadiah tersebut tidak dilakukan ketika peserta didik sedang belajar, tetapi setelah peserta didik menunaikan tugasnya dengan baik. Dengan begitu, peserta didik akan terus termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik. Persaingan pun terjadi di dalam kelas, karena semua peserta didik ingin mendapatkan hadiah dari guru setelah mereka menyelesaikan tugas mereka.
3)    Pujian
Pujian adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji. Tak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang dipuji atas pekerjaan yang telah dikerjakannya dengan baik. Dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Karena peserta didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan peserta didik. Dengan pemberian perhatian, peserta didik merasa diperhatikan dan dia tidak akan berbuat sewenang-wenang terhadap guru/berbuat seenak hatinya. Pujian dapat berfungsi untuk mengarahkan kegiatan peserta didik pada hal-hal yang menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Demikianlah, pujian dapat digunakan untuk mendapatkan umpan balik dari setiap peserta didik dalam proses belajar mengajar.
4)    Gerakan tubuh
Gerakan tubuh dalam mimik yang cerah, tersenyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari peserta didik. Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar peserta didik, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Gerakan tubuh dapat meluruskan perilaku peserta didik yang menyimpang dari tujuan pembelajaran. Misalnya, suatu ketika guru dapat bersikap diam untuk memberhentikan kelas yang gaduh. Diamnya guru dapat diartikan oleh peserta didik sebagai menyuruh mereka untuk mengakhiri kegaduhan di kelas, karena keadaan kelas yang gaduh pelajaran tak dapat diberikan atau dimulai. Jadi, gerakan tubuh yang bagaimana pun bentuknya dapat melahirkan umpan baik dari peserta didik, jika dilakukan dengan tepat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut