Jumat, 10 Juli 2015

METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS


A.   Pengertian Metode Penelitian

Metodologi merupakan bagian penting dalam melakukan suatu penelitian. Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat. Sebuah penelitian membutuhkan metodologi yang tepat karena metodologi sangat menentukan efektivitas penelitian yang dilakukan. Dengan metodologi yang tepat, penelitian akan menghasilkan output yang berkualitas.

Menurut Suharto, rencana penelitian harus logis, diikuti oleh unsur-unsur yang urut, konsisten, dan operasional, menyangkut bagaimana penelitian tersebut dijalankan.[1] Artinya, penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bersifat ilmiah dan dapat dibuktikan kebenarannya karena berdasarkan pada data nyata yang terdapat di lapangan, sehingga, serangka prosedur yang harus dirancang oleh peneliti haruslah kegiatan yang dapat diukur pencapaiannya.

Menurut beberapa ahli dapat disimpulkan terkait apa dan bagaimana metode penelitian ilmiah itu, berikut ini adalah beberapa pengertian tersebut:

1.    Metode adalah cara evaluasi, analisis, dan seleksi dari berbagai alternatif cara atau teknik. Metode bisa digambarkan sebagai langkah-langkah untuk melakukan penelitian. Misalnya metode analisis kimia, metode analisis kimia instrumental, metode analisis statistik, dan seterusnya.

2.    Metode ilmiah ialah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan. Metode ilmiah harus didasarkan pada data dan fakta yang benar dan bebas dari penilaian subjektif.

3.    Metode penelitian merupakan sub bagian perencanaan usulan penelitian . metode dibagi menjadi 4 kelompok yaitu:

a.    Metode historis adalah uoaya untuk mengungkap/ mengkaji arti dan hubungan kehidupan umat manusia berdasarkan dokumen ilmiah yang dihasilkan oleh pendahulunya atau dokumen sejarah.

b.    Metode survey deskriptif, digunakan untuk mengumpulkan data hasil survey dengan pengamatan sederhana. Selanjutnya peneliti mengelompokan kejadian-kejadian tersebut berdasarkan pengamatan melalui pengumpulan kuesioner, pengumpulan pendapat, dan pengamatan fisik.

c.    Metode survey analitik adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis menggunakan statistic untuk diinterpretasikan dan disimpulkan.

d.    Metode eksperimental digunakan untuk mengumpulkan data primer di laboratorium atau data sekunder dari peneliti lain. Metode ini digunakan untuk mencari dan menemukan hubungannya antara sebab(independent variable) dan akibat (dependent variable).[2]



B.   Metodologi Penelitian PTK

Dalam konteks PTK, menurut Asmani, metodologi penelitiannya menggunakan rangkaian siklus yang berkelanjutan. Dalam peneletian tindakan ini digunakan dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan analisis dan refleksi.[3] Perencanaan dilakukan secara matang dan detail, pelaksaan sesuai rencana yang ada, pengamatan dilakukan secara cermat, analisis digunakan untuk menajamkan hasil pengamatan dan refleksi digunakan untuk membuat kesimpulan dan memutuskan tindak lanjut.

Gambar 1. Siklus PTK[4]

Keterangan

M: Merencanakan

L: Melaksanakan

R: Refleksi

Menurut Sungkono, dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, langkah-langkah/prosedur umum yang dapat dilakukan meliputi: 

1.        Pengembangan/penetapan fokus masalah penelitian

2.        Perencanaan tindakan perbaikan

3.        Pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi

4.        Analisis dan refleksi

5.        Perencanaan tindak lanjut[5]

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1.        Pengembangan/Penetapan Fokus Penelitian

a.        Merasakan adanya masalah

Permasalahan yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas haruslah masalah yang ditemukan oleh guru di lapangan dan bukan masalah yang disarankan, apalagi disarankan oleh pihak luar. Permasalahan tersebut dapat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, hasil belajar, dan interaksi pembelajaran.

b.        Identifikasi Masalah

Pada tahap ini yang penting dilakukan adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal mengenai permasalahan aktual yang dialami guru di kelas. Berangkat dari gagasan-gagasan awal tersebut guru dapat berbuat sesuatu untuk memperbaiki keadaan dengan menggunakan PTK.

c.        Analisis Masalah

Langkah selanjutnya, yaitu melakukan analisis terhadap masalah yang diperoleh untuk menentukan cara mengatasi masalah tersebut. Dalam cara ini, nantinya akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi (pembatasan masalah). 

d.        Perumusan Masalah

Setelah menetapkan fokus penelitian, maka perlu dilakukan perumusan masalah secara lebih jelas, spesifik, dan operasional.





2.        Perencanaan Tindakan

a.        Perumusan/Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan. Agar dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat maka peneliti dapat melakukan:

1)        kajian teoritik dibidang pembelajaran

2)        kajian hasil penelitian yang relevan

3)        diskusi dengan teman sejawat

4)        kajian pendapat para pakar

5)        merefleksi pengalaman sendiri sebagai guru.

b.        Analisis Kelaikan Hipotesis Tindakan.

Pada langkah ini peneliti perlu mengkaji kelaikan dari sejumlah hipotesis tindakan yang diperolehnya baik dari segi jarak antara kondisi riil dengan situasi ideal yang dijadikan rujukan. Hipotesis tindakan harus dapat diuji secara empirik, ini berarti bahwa implementasi tindakan yang dilakukan maupun dampak yang diperolehnya harus dapat diamati oleh guru selaku peneliti.

c.        Persiapan Tindakan Hal-hal yang perlu dilakukan dalam langkah ini diantaranya:

1)        membuat skenario pembelajaran

2)        mempersiapkan fasilitas/sarana pendukung yang diperlukan

3)        mempersiapkan cara merekan dan menganalisis data

4)        melakukan simulasi pelaksanaan tindakan (jika dipandang perlu)



3.         Pelaksanaan Tindakan dan Observasi-Interpretasi

a.        Pelaksanaan Tindakan

Setelah semua kegiatan persiapan selesai, maka skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan kemudian dilakukan dalam situasi yang nyata. Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dalam siklus penelitian tindakan kelas. Dalam kegiatan pelaksanaan tindakan ini juga dibarengi kegiatan observasi dan intrepretasi serta kegiatan refleksi.

b.        Observasi dan Interpretasi

Dalam penelitian tindakan kelas, observasi merupakan upaya untuk merekam segala peristiwa/kegiatan yang yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu tertentu. Hal penting untuk dicatat pada kesempatan ini adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam rekaman hasil observasi.

c.        Diskusi balikan

Observasi yang dilakukan akan memberikan kemanfaatan yang banyak jika pelaksanaannya diikuti dengan diskusi balikan. Diskusi balikan sebaiknya dilakukan tidak terlalu lama dari waktu observasi, bertolak dari rekaman data yang dibuat oleh pengamat, diinterpretasikan bersama-sama antara pelaku tindakan perbaikan dan pengamat, dan pembahasan mengacu pada penetapan sasaran dan strategi perbaikan untuk menentukan perencanaan selanjutnya.



4.        Analisis dan Refleksi

a.        Analisis data

Analisis data adalah proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan, mengorganisasikan secara urut/sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian tindakan kelas. Analisis data yang bersifat kualitatif dapat dilakukan melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi data yaitu proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data yaitu proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular, matriks, representasi grafis maupun lainnya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan atau rumusan yang singkat dan padat. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif dapat dianalisis menggunakan analisis statistik.   

b.        Refleksi

Dalam penelitian tindakan kelas, refleksi merupakan upaya untuk mengkaji apa yang telah dan atau yang tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau belum berhasil dituntaskan melalui tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil dari refleksi ini akan digunakan untuk menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian tindakan kelas yang ditetapkan. Dengan perkataan lain refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai akhir.



5.        Perencanaan

Tindak Lanjut Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah dalam penelitian tindakan kelas ini atau belum. Apabila hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau bila perlu dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi masalah yang ada. Dengan perkataan lain, jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskan pengatasannya, maka penelitian tindakan kelas harus dilanjutkan pada siklus 2 dengan prosedur yang sama seperti siklus ke 1 yaitu perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, dan analisis-refleksi. Dan jika pada siklus 2 permasalahan telah terselesaikan/hasil sudah memuaskan, maka tidak perlu dilanjutkan siklus 3. Namun jika pada siklus 2 masalahnya belum terselesaikan/hasilnya belum memuaskan maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3, dan seterusnya.  Dalam dalam penelitian tindakan kelas jumlah siklus sebenarnya tidak dapat ditentukan lebih dahulu, hal ini tergantung kepada permasalahannya. Ada penelitian tindakan kelas yang mungkin cukup satu siklus, tetapi ada juga yang memerlukan beberapa siklus. Dengan demikian banyak sedikitnya jumlah siklus dalam penelitian tindakan kelas tergantung kepada terselesaikannya masalah yang diteliti.    



C.   Langkah-langkah dalam penelitian

Menurut Arikunto yang dikutip oleh Fattah ada beberapa langkah dalam mengadakan penelitian. Secara rinci langkah-langkah penelitianya, yaitu: (1) memilih masalah; (2) studi pendahuluan; (3) merumuskan masalah; (4) merumuskan anggapan dasar (postulat); (5) merumuskan hipotesis; (6) memilih pendekatan; (7) menentukan variabel dan sumber data; (8) menentukan dan menyusun instrument; (9) mengumpulkan data; (10) analisis data; (11) menarik kesimpulan; (12) menulis laporan.[6]

Berikut ini merupakan penjelasan langkah-langkah penelitiannya:

1.    Memilih masalah

Masalah muncul apabila terjadi kesenjangan (gap) antara Das Sollen (yang seharusnya ada) dan Das Sein (apa yang terjadi pada kenyataan), sehingga dapat disimpulkan bahwa masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

2.    Studi Pendahuluan

Setelah menemukan masalah, sebelum mengadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti hendaklah mengadakan penelitian pendahuluan, yaitu dengan menjajaki kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas kedudukannya.

3.    Merumuskan Masalah

Apabila telah diperoleh informasi yang cukup dari  studi pendahuluan dan masalah yang akan diteliti menjadi lebih jelas, maka selanjutnya, peneliti merumuskan masalah penelitiannya.

4.    Merumuskan Anggapan Dasar (Postulat)

Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneilti yang berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Misalnya saja, kita akan mengadakan penelitian tentang potensi belajar siswa,kita mempunyai anggapan dasar bahwa potensi siswa adalah berbeda-beda, tidak seragam. Jika prestasi belajar ini seragam, maka hal itu bukan variable yang perlu diteliti.

5.    Merumuskan Hipotesis

Jika anggapan merupakan pikiran yang memungkinkan kita untuk mengadakan penelitian tentang permasalahan kita, maka hipotesis merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi tetap harus dibuktikan atau di tes atau di uji kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu di mana kita mengarahkan peneltian kita disana, sehingga ada yang menuntun kegiatan penelitian kita. Langkah ini diberi nomor Ad karena tidak semua penelitian menggunakan hipotesis. Bagi penelitian hipotesis, langkah ini tidak dilalui.

6.    Memilih Pendekatan

Yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah metode atau cra mengadakan penelitian seperti halnya eksperimen atau non eksperimen. Tetapi disamping itu, juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil, yang  dipandang dari segi tujuannya (misalnya eksploitatif, deskriptif, atau historis). Masih ada lagi pandangan dari segi subjek penelitiannya misalnya populasi atau kasus.

Penentuan pendekatan ini sangat menentukan apa variabel atau objek penelitian yang akan diterapkan dan sekaligus subjek penelitian atau sumber di mana kita akan memperoleh data.

7.    Menentukan Variabel dan Sumber Data

Langkah ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan: apa yang akan diteliti dan dari mana data diperoleh. Kedua hal ini harus diidentifikasikan secara jelas agar dapat ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan data secara tepat.

8.    Menentukan dan Menyusun Instrumen

Setelah peneliti mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti dan darimana data bisa diperoleh, maka langkah yang harus segera di ambil adalah menetukan dengan apa data dikumpulkan. Instrument sangat tergantung dari jenis data dan dari mana data tersebut diperoleh. Sebagai contoh, data tingkah laku siswa tentu hanya dapat diperoleh oleh siswa dengan cara observasi atau diperoleh dari guru –yang dalam kesehariannya bersosialisasilangsing dengan siswa-- melalui interview atau kuesioner.

9.    Mengumpulkan Data

Apabila peneliti sudah menentukan data apa yang dikumpulkan, dari mana data tersebut dapat diperoleh, dan dengan cara apa, maka penelitisudahmengetahui dengan pasti apa yang berikutnya dilakukan. Mengumpulkan data adalah pekerjaan yang tidak mudah karena apabila data yang diperoleh salah, tentu saja kesimpulannya pun salah dan hasil penelitiannya pun menjadi palsu.

10. Analisis Data

Analisis data membutuhkan ketekunan dan pengertian terhdap jenis data. Jenis data akan menutut teknik analisis data. Misalnya, hubungan antara data nominal dengan nominal tidak dapat dianalisi dengan teknik korelasi product-moment, tetapi sangt sesuai jika dianalisis dengan chi-kuadrat. Demikian pula dengan jenis data yang lain.

11. Menarik Kesimpulan

Langkah ini sebenarnya merupakan langkah terakhir dari kegiatan penelitian. Pekerjaan meneiti telah selesai dan peneliti tinggal mengambil konklusi dari hasil pengolahan data, lalu dicocokan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Sesuai data yang terkumpul dengan hipotesis atau dugaan peneliti sebelumnya, yakni apabila hipotesis terbukti (diterima) adatau tidak terbukti (ditolak). Bila ternya hipotesisnya ditolak, peneliti tak perlu  merasa kecewa dan karena itulah perlu diadakan penelitian intuk menguji kebenaran dari hipotesis yang ada.

12. Menulis Laporan

Kegiatan penekitian menuntut adar hasilnya disusun, ditulis dalam bentuk laporan penelitian agar hasilnya diketahui orang lain. Disamping itu, prosedurnya juga harus diketahui orang lain pula sehingga dapat kebenaran pekerjaan penelitian tersebut dapat dicek. Laporan disusun dan ditulis menurut tata tulis penelitian ilmiahyang lazim.[7]

 Langkah 1-6 masuk dalam kegiatan pembuatan rancangan penelitian. Langkah 7-10 merupakan pelaksanaan penelitian dan langkah terakhir. Sedangkan langkah 11-12 masuk dalam langkah pembuatan laporan penelitian.

Kedua belas langkah penelitian diatas menjadi fondasi utama dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Guru harus membekali dirinya dengan mempelajari metode-metode penelitian untuk lebih memantapkan diri dalam menghadapi perubahan zaman yang semakin maju.



D.   Jenis-jenis Metode Penelitian

Menurut Margono, metode-metode penelitian yang bisa digunakan dalam PTK, yaitu: (1) penggunaan data sekunder; (2) studi kasus (case study); (3) wawancara atau interview; (4) metode dokumentasi; (5) kuesioner; (6) observasi; (7) eksperimentasi; (8) pengamatan berperan serta.[8]

Berikut ini merupakan penjelasan terkait metode-metode penelitian yang bisa digunakan dalam PTK, yaitu:

1.    Penggunaan data sekunder

Data yang ada dalam pustaka-pustaka dinamakan data sekunder,sedangkan data yang dikumpulkan langsung dari individu-individu yang diselidiki dinamakan data primer atau data tangan pertama. Pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan mengadakan kuliah kerja yang berupa survey, studi kasus, atau pencacahan lengkap.

            Banyak sekali data-data yang bisa didapatakan dari sumber yang yang telah ada. Apabila si peneliti menggunakan data yang telah ada, baik yang diterbitkan atau tidak, data semacam itu dinakan sekunder. Data sekunder itu dapat bersifat resmi atau tidak resmi.

2.    Studi Kasus (Case Study)

Salah satu bentuk dari kuliah kerja itu adalah studi kasus, yang dalam sejarah perkembangannya mula-mula dipergunakan untuk menggambarkan dan menunjang suatu pendapat atau dalil. Apapun yang menjadi satuan subjek yang diteliti, studi kasus ini berusaha memberikan gambaran yang terperinci dengan penekanan pada situasi keseluruhan mengenai proses atau urutan-urutan suatu kejadian.

   Keuntungan dari studi kasus ialah bahwa si penelti akan memndapatkan gambaran yang luas dan lengkap dari subjek yang diteliti. Didalam melakukan studi kasus , langkah-langkah dibawah ini dapat dijadikan pegangan sebagai tambahan dari langkah-langkah umum penelitian.

a.    Tentukan  tujuan penelitian

b.    Tentukan satuan studi kasus yang akan dicapai

c.    Tentukan pemilihan studi kasus yang akan dipakai

d.    Tentukan jumlah case yang aka di teliti.

e.    Survey

f.     Pencacahan lengkap

3.    Wawancara atau Interview

Wawancara adalah sebuah dialaog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan pleh peneliti untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian,sikap terhadap sesuatu.

4.    Metode Dokumentasi

Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mengumpulkan dan mencermati benda-benda tertulisseperti buku-buku, majalah , dokumen, peraturan-peraturan notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. 





5.    Kuesioner

Kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai untuk menyebutkan metode maupun instrument. Berikut ini merupakan macam-macam kuesioner:

a.    Kuesioner terbuka yaitu kuesioner yang memberikan kesempatan ke[ada responden untuk menjawab dengan jawabannya sendiri.

b.    Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

c.    Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya

d.    Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain

e.    Kuesioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuesioner tertutup

f.     Kuesioner isian

6.    Observasi

Dengan melakukan observasi, kita bisa mengetahui banyak data dan informasi penting. Dalam banyak hal, observasi mungkin telah menjadi dasar dari ilmu pengetahuan, di  mana proses-proses pemgumpulannya sering kali terjadi secara sembarang. Dalam penelitian, observasi dapat dikelompokkan sebagai bagian dari penelitian ilmiah apabila observasi tersebut secara khusus dicancang untuk menjawab sebuah pernyataan penelitian, direncanakan dan dilaksanakan secara sistemati, menggunakan kendali-kendali yang tepat, dan menyajikan perkiraan yang handal dan valis tentang apa yang terjadi karena ada banyak variasi dalam observasi.

Observasi juga merupakan metode primer yang dapat digunakan, dan sering kali digunaka bersama atau/untuk melengkapi metode lain.

7.    Eksperimentasi

Eksperimen berarti penelitian di mana ada campur-campur tangan atau intervensi peneliti yang melebihi persyaratan untuk pengukuran. Intervensi yang normal adalah untuk memanipulasi beberapa variable dalam sebuah setting dan mengobservasi bagaimana pengaruhnya terhadap subjek yang sedang diteliti. Peneliti memanipulasi variabel bebas (independent variable) atau variable penjelas (explanatory variable), kemudian memngobservasi apakah variable bebas hipotesis dipengaruhi oleh intervensi. Maka peneliti “melihat” atau “mengamati” dampak dari perubahan dalam variabel independent terhadap variable dependent. Dengan demikian, peneliti dapat menerima dan menolak hipotesis yang diajukan.

   Selain koefisien korelasi antara variable bebas (independent) dan variable dependent, peneliti dapat mengamati apakah ada lewat waktu yaitu perubahan dalam variable independent. Variable tidak bebas sebaiknya tidak mendahului variable bebas. Kedua variable itu terjadi hamper secara simultan atau variable bebas sebaiknya terjadi sebelum variable tidak bebas. Persyaratan ini mrupakan bagian perhatian yang kecil karena orang tidak akan melaporkan sesuatu sebelum menyaksikan kejadiannya.

   Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari  metode ekperimentasi. Kalau orang menguraikan konsep sebab (concept of cause), dikatakan bahwa kausalitas tidak dapat menunjukkan kepastian, tetapi probabilitas dari sebuah variable dikaitkan dengan variable lain dibangun dengan meyakinkan. Eksperimen jauh lebih mendekati disbanding metode pengumpulan data primer manapun untuk mencapai tujuan ini. Keuntungan terpenting adalah kemampuan peneliti untuk memanipulasi variable bebas. Probabilitas yang berubah didalam variable tidak bebas adalah fungsi dari manipulasi ini. Dengan demikian, peneliti dapat menjelaskan hubungan antara variable bebas dan dependent. Karena peneliti dapat memanipulasi variable bebas, maka kelompok kendali dapat digunakan untuk melihat hubungan antara variable dependent dan variable independent dengan hasil perbandingan hasil eksperimen di dua kelompok. Keuntungan kedua adalah kontaminasi dari variable-variabel extraneous dapat dikontrol secara lebih efektif dari pada desain-desain lainnya. Ini membantu peneliti mengisolasi variable-variabel eksperimental dan mengevaluasi pengaruhnya. Ketiga, kemudahan dan biaya eksperimentasi lebih meringankan dibanding dengan  metode lain.

   Ada lagi kelemahan dari metode eksperimen yaitu kepalsuan laboratorium. Kepalsuan laboratorium yaitu kerugian utama dari metode eksperimental yang dapat disangkal. Kedua, sulit menarik kesimpulan umum karena proses pilihan subjek sangat sering jauh dari sempurna meskipun penempatan dilakukan secara acak. Ketiga, walaupun biaya eksperimentasi rendah, banyak aplikasi eksperimentasi jauh melampaui anggaran yang disetujui untuk metode pengumpulan data primer lainnya. Keempat, eksperimentasi paling efektif ditargetkan pada masalah-masalah yang terjadi pada saat ini dan yang akan datang.

8.    Pengamatan Berperan serta

Jorgensen mengemukakan bahwa metode pengamatan berperan serta (pengamatan terlibat) dapat didefinisikan berdasarkan 7 ciri berikut:

a.    Minat khusus pada makna dan interaksi manusia berdasarkan perspektif orang-orang dalam  situasi atau keadaan tertentu.

b.    Fondasi penelitian dan metode nya adalah ke “di sini” an dan kekinian kehidupan sehari-hari.

c.    Bentuk teori dan penteorian yang menekankan interpretasi dan pemahaman eksistensi manusia.

d.    Logika dan proses penelitian yang terbuka, luwes, oputunistik dan menuntut redefinisi pada apa yang menjadi permasalahan berdasarkan pada apa yang diperoleh dalam situasi nyata eksistensi manusia.

e.    Pendekatan dan rancangan yang mendalam, kualitatif, dan studi kasus.

f.     Penerapan peran partisipan yang menuntut hubungan langsung dengan pribumi di lapangan.

g.    Penggunaan pengamatan langsung bersama metode lainnya dalam mengumpulkan informasi.[9]

Metodologi yang digunakan harus sesuai dengan konteks lokal yang kompleks. Untuk itu, diperlukan pengamatan mendalam sebelum menentukan metodologi yang tepat. Bagi pemula, mencoba semua metodologi sangat positif untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari masing-masing metodologi dan memnerapkan pada konteks yang tepat sesuai kebutuhan.








[1] Ibid.


[2] Ibid, h. 113


[3] Ibid, h. 113


[4] Juhanaini, Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). (UPI: Pendidikan Luar Biasa, 2010), h. 13.


[5] Sungkono, Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Classroom Action Research) (UNY, 2010), h. 1


[6] Jamal Ma’mur Asmani, Op. Cit, h. 116


[7] Nur Amin Fattah, Diktat Mata Kuliah Metodologi Penelitian, Jilid 1 (Jakarta: Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin al-Ayyubi, 2006) edisi revisi, h;m18-23.


[8] Jamal Ma’mur Asmani, Op. Cit, h. 122

[9] Dedy Mulyana, MetodologiPenelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: Rosada Karya, 2004)

Pengikut