Senin, 18 November 2013

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA



A.    SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
            1.      Saluran Pencernaan
a.      Rongga mulut
Di dalam rongga mulut terdapat beberapa alat pencernaan, yaitu lidah (lingua), kelenjar ludah (glandula salivaris), dan gigi (dentin).
1)      Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan (proses penelanan) serta menghasilkan kelenjar ludah. Lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis, asin, pahit, dan asam.
2)      Kelenjar ludah
Kelenjar ludah di dalam rongga mulut manusia terdiri dari:
a)      Kelenjar parotis, terletak pada bagian akhir dari rahang atas di depan telinga, terdapat sepasang, salurannya disebut duktus stensen, bermuara di pipi sebelah dalam. Menghasilkan ludah yang berbentuk cair (serosa) dan enzim ptialin.
b)      Kelenjar submandibularis terletak di bawah kedua sisi tulang rahang, terdapat sepasang, salurannya disebut duktus wharton yang bermuara di dasar mulut. Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lender. (seromukosa).
c)      Kelenjar sublingualis, terletak di bagian dasar bawah lidah, dan bermuara ke dalam dasar mulut. Menghasilkan ludah yang mengandung air dan lender (seromukosa).
Ketiga kelenjar ini menghasilkan 1,5 liter air liur (saliva) perhari. Deras aliran saliva dirangsang oleh adanya makanan dalam mulut, melihat makanan, mencium bau, dan memikirkan makanan. Apabila dari ketiga kelenjar tersebut salah satunya terkena infeksi maka akan terjadi pembengkakan pada kelenjar tersebut, penyakitnya disebut gondongan (parotitis).
Air liur berfungsi untuk membasahi makanan, mencegah kekeringan di mulut, mencernakan amilum oleh enzim ptialin, membunuh kuman oleh lisosom, sebagai bufer, melancarkan faal pengecap, dan sebagai pelindung selaput mulut dari panas, dingin, asam, dan basa.
3)      Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan perkembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens lakteus).
Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut.
a)      Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.
b)      Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
c)      Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi.

b.      Kerongkongan
Kerongkongan berdasarkan historisnya terdiri dari empat lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan muskularis, dan lapisan adventitia. Kerongkongan merupakan saluran penghubung antara mulut dan lambung. Satu pertiga bagian atasnya terdiri dari otot lurik dan dua pertiga bagian bawahnya terdiri dari otot polos. Makanan pada saluran ini hanya membutuhkan waktu enam detik untuk sampai ke lambung karena kontraksi otot lurik pada satu pertiga kerongkongan bagian atas. Gerakan ini terjadi karena otot memanjang dan melingkar dinding esofagus berkontraksi secara bergantian.

c.       Lambung (Ventrikulus)
Lambung merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut bagian atas dan tepat berada di bawah diafragma. Lambung terdiri dari:
1)      lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa;
2)    lapisan berotot yang terdiri dari lapisan sirkular (melingkar), lapisan otot obliges (menyerong), dan lapisan otot longitudinal (memanjang);
3)      lapisan submukosa yang terdiri dari jaringan areoral berisi pembuluh darah dan limfa;
4)   lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan atau rugae, kerutan tersebut akan hilang jika organ ini mengembang karena berisi makanan dan banyak mengeluarkan mukus.
Ketiga otot yang terdapat pada lambung mengatur gerak peristaltik. Fungsi lambung, yaitu menyimpan makanan sementara dan melakukan pencernaan secara kimiawi dengan bantuan getah lambung. Lambung dibagi menjadi tiga daerah.
1)  Daerah kardiak, merupakan daerah pintu masuk pertama makanan dari esofagus. Pada bagian ini banyak dihasilkan mukus alkali.
2)   Daerah fundus yang merupakan daerah bagian tengah lambung yang membulat, menghasilkan HCl dan musin.
3)      Daerah pilorus yang merupakan bagian di daerah bawah lambung yang berhubungan dengan usus 12 jari (duodenum), menghasilkan mukus alkali. Pada dinding lambung terdapat kelenjar yang menghasilkan getah lambung yang mengandung musin atau lendir yang mengandung protein, pepsinogen, dan asam klorida (HCl).
Dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang langsung diserap pembuluh darah. Hormon gastrin ini fungsinya untuk merangsang pengeluaran getah lambung. Makanan hasil dari pencernaan di rongga mulut disebut bolus. Bolus kemudian dicerna lagi di lambung selama ± 10 menit.
Seluruh makanan dalam lambung itu akan meninggalkannya lambung setelah ± 6 jam diisi makanan. Makanan dalam lambung teraduk dan bercampur dengan getah lambung sehingga berbentuk seperti bubur, disebut chymus.
Ujung pilorus mengandung otot sfingter untuk mengatur chymus turun ke usus halus. Turunnya chymus dari lambung melalui pilorus dibantu oleh gerak peristaltik. Gerak peristaltik merupakan kontraksi otot-otot lambung di sekitar chime yang dapat menyebabkan chyme terdorong menuju usus halus.
Dengan demikian, di lambung terjadi pula pencernaan makanan secara mekanis oleh gerak peristaltik. Getah lambung (sukus gastrikus) dihasilkan 2-3 liter/hari dengan pH 1,0–1,5 sehingga mampu membunuh kuman-kuman dalam makanan.
Pengeluaran getah lambung sangat dipengaruhi oleh banyaknya makanan yang masuk ke lambung. Jika makanan yang masuk sedikit, tetapi sekresi HCl berlebihan, maka dinding lambung akan rusak dan menimbulkan radang (ulkus).
Di daerah pilorus lambung terdapat otot sfingter. Otot sfingter ini akan mengendur apabila terkena asam, dan mengerut apabila terkena basa. Sebaliknya, otot pilorus di daerah pangkal usus 12 jari yang berbatasan dengan lambung akan mengerut apabila terkena asam dan mengendur apabila terkena basa. Keadaan seperti ini yang akan mengatur pengeluaran makanan dari lambung ke usus sedikit demi sedikit.

d.      Usus halus
Dalam usus halus terjadi dua peristiwa penting, yaitu pencernaan secara enzimatik dan penyerapan sari-sari makanan ke dalam sel darah. Usus halus terbagi tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).
Duodenum disebut usus duabelas jari karena memiliki panjang sekitar 12 jari orang dewasa. Sementara itu jejunum disebut usus kosong karena pada orang yang telah meninggal dunia, bagian usus ini kosong. Ileum disebut usus penyerapan karena pada bagian tersebut zat-zat makanan diserap oleh tubuh.
Enzim-enzim yang berperan di usus halus berasal dari hati, pankreas, dan sel-sel di dinding usus halus tersebut. Enzim-enzim tersebut memecah molekul-molekul kompleks makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dan mengabsorpsinya dalam aliran darah.

e.       Usus besar
Usus besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu kolon dan rektum. Makanan yang tidak dapat dicerna dan tidak dapat diserap oleh usus halus, seperti serat pada sayuran dan buah-buahan serta lemak dan protein yang tidak dapat terurai, semuanya akan bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon. Di dalam kolon, terdapat berbagai jenis bakteri, salah satunya adalah Escherichia coli yang hidup bersimbiosis dengan manusia. Escherichia coli (E. coli) mencerna makanan yang tidak dapat dicerna enzim usus.
E.coli menyekresikan beberapa zat seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B3), vitamin B12, biotin (vitamin H), dan vitamin K. Zat-zat tersebut kemudian diserap oleh dinding kolon. Di kolon, kotoran (feses) yang semisolid dihasilkan. Adanya gerakan peristaltic kolon menyebabkan feses tersebut terdorong ke bagian usus besar selanjutnya, yaitu rektum.
Di dalam rektum terjadi penyerapan air dan mineral yang masih dikandung feses semisolid tersebut. Hasilnya adalah feses yang solid. Ketika rektum penuh, akan timbul keinginan ingin buang air besar (defekasi) sebagai mekanisme untuk membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna.


           2.      Kelenjar dan Organ Sistem Pencernaan
a.      Hati (Hepar)
Setelah makanan dicerna sampai menjadi sari-sari makanan, sari-sari makanan itu selanjutnya diserap oleh usus halus, namun sebelumnya akan melalui hati terlebih dahulu. Hati adalah kelenjar pencernaan terbesar yang memiliki fungsi untuk mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah, mensekresikan cairan empedu, merombak eritrosit yang sudah tua, mensistensis albumin, globulis, dan fibrinogen.
Empedu (chole) merupakan suatu cairan setengah kental berwarna kuning keemasan (kehijauan), pH-nya 7,6–8,6, berasa pahit sekali. Pada cairan empedu terdapat garam-garam empedu, pigmen empedu, air, kolesterol, dan lesitin. Garam-garam empedu dapat mengemulsikan lemak agar mudah diserap ke dalam darah. Di samping itu, empedu juga sebagai penghasil pigmen bilirubin dan biliverdin. Pada feses pigmen ini sering terlihat berwarna cokelat.
Empedu berfungsi mengurangi tegangan permukaan lemak, mengaktifkan lipase dalam usus, memberi warna feses, menolong daya absorpsi lemak pada dinding usus, dan menciptakan reaksi alkali pada usus (klorida dan bikarbonat).
Penggetahan empedu dikendalikan oleh suatu hormon yang dinamakan sekretin dan pengeluaran empedu diatur oleh hormon koleositokinin.
Untuk mengatur keseimbangan kadar gula dalam darah, hati harus bekerja sama dengan pankreas sebagai penghasil enzim insulin dan glukagon. Apabila kadar gula dalam darah tinggi, insulin yang dikeluarkan pankreas akan merangsang hati untuk mengabsorpsi glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen. Dengan begitu, kadar glukosa dalam darah dapat diturunkan hingga mendekati normal. Untuk menurunkan kadar gula dalam darah, hormon insulin tidak hanya bekerja dengan hati. Terdapat beberapa cara insulin untuk menurunkan kadar gula darah, yaitu sebagai berikut.
1)      Merangsang sel-sel tubuh agar lebih banyak menyerap glukosa dari darah.
2)      Merangsang hati untuk menyerap gula darah (glukosa).
3)      Merangsang sel-sel lemak untuk mengambil glukosa dan mengubahnya menjadi lemak.
4) Insulin dapat merangsang sel-sel untuk mempercepat proses respirasi seluler yang mempergunakan glukosa.
Di samping insulin, pankreas juga berfungsi sebagai penghasil glukagon. Glukagon adalah sejenis hormon yang dapat merangsang hati mengubah gula yang tersimpan dalam glikogen untuk dikembalikan menjadi glukosa. Selain itu, glukagon dapat pula mengeluarkan glukosa jika kadar glukosa dalam darah terlalu rendah.
Dengan demikian, dari uraian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa hormon insulin dan glukagon bekerja bersama-sama dalam mengatur keseimbangan kadar gula darah. Dapat diartikan bahwa insulin bekerja saling antagonis dengan glukagon. Orang yang menderita kekurangan insulin biasanya memperlihatkan gejala lemah, lesu, dan mudah capai karena kadar gula darahnya sangat tinggi. Namun, gula darah tersebut tidak bisa diubah menjadi energi. Penyakit yang disebabkan kekurangan insulin disebut diabetes melitus.
b.      Pankreas
Pankreas berada di dalam lipatan duodenum berbentuk huruf ‘U’ yang panjangnya ± 12 cm dan tebalnya ± 2,5 cm. Pada pankreas terdapat dua macam kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin.
Bagian eksokrin berbentuk asinus-asinus. Bagian asinus-asinus ini akan mensekresikan cairan yang kaya enzim ataupun proenzim, sedangkan bagian saluransalurannya mensekresikan cairan yang kaya HCO3–. Kedua cairan ini bersatu membentuk getah pankreas. Getah pankreas ini diproduksi ± 1.500 ml setiap harinya. Bagian endokrin merupakan sisa dari sel-sel kelenjar pankreas.

B.     SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
            1.      Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Secara umum, sistem peredaran darah berfungsi mengangkut makanan dan zat sisa hasil metabolisme. Selain itu, sistem peredaran darah juga berfungsi sebagai berikut.
a.   Mengangkut zat buangan dan substansi beracun menuju hati untuk didetoksifikasi (dinetralkan) atau ke ginjal untuk dibuang.
b.    Mendistribusikan hormon dari kelenjar dan organ yang memproduksinya ke sel-sel tubuh yang membutuhkannya.
c.       Mengatur suhu tubuh melalui aliran darah.
d.      Mencegah hilangnya darah melalui mekanisme pembekuan darah.
e.       Melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan mensirkulasikan antibodi dan sel darah putih.

1)      Plasma Darah
Plasma darah merupakan komponen darah yang paling banyak, yaitu sekitar 55%-60% bagian dari darah. Plasma darah terdiri atas 90% air dan 10% sisanya berupa zat-zat yang terlarut di dalamnya yang harus diangkut ke seluruh tubuh. Zat-zat terlarut tersebut terdiri atas protein, hormon, nutrisi (glukosa, vitamin, asam amino, lemak), gas (oksigen dan karbon dioksida), garam-garam (sodium, kalsium, potasium, magnesium), serta zat buangan seperti urea.
Protein dalam plasma darah merupakan zat terlarut yang paling banyak. Terdapat tiga bagian utama protein plasma darah, yaitu:
a)   albumin, berperan dalam mengatur tekanan osmotik darah (mengontrol aliran air yang masuk ke dalam membran plasma);
b)      globulin, mengangkut nutrisi makanan dan berperan dalam system kekebalan tubuh;
c)      fibrinogen, berperan dalam proses pembekuan darah.

2)      Sel-sel darah
a)      Sel Darah Merah (Etritrosit)
Eritrosit berbentuk cakram bikonkaf, dan tidak mempunyai nukleus. Warna merah disebabkan oleh hemoglobin (Hb) yang berwarna merah tua. Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen. Setiap hemoglobin terdiri atas protein yang disebut globin dan pigmen non protein yang disebut heme. Kadar 1 Hb inilah yang dijadikan patokan dalam menentukan penyakit anemia.
Fungsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru membentuk oksihemoglobin yang beredar ke seluruh jaringan-jaringan tubuh. Jika kadar oksigen dalam jaringan tubuh lebih rendah daripada dalam paru-paru maka oksihemoglobin dibebaskan dan oksigen digunakan dalam proses metabolisme sel. Hemoglobin juga penting dalam pengangkutan karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. Selain itu, hemoglobin berperan dalam menjaga keseimbangan asam basa (penyangga asam basa).
Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoeisis yang terjadi di sumsum tulang dan diatur oleh hormon glikoprotein yang disebut eritropoietin. Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di limpa atau hati, dan sumsum merah pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati. Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen bilirubin (pigmen empedu) yang berwarna kehijauan. Pigmen empedu diekskresikan oleh hati ke dalam empedu. Zat besi dari hemoglobin tidak diekskresikan tetapi digunakan kembali untuk membuat eritrosit baru.
 
b)     Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah, dan kelenjar limpa. Jumlah sel pada orang dewasa berkisar antara 6000 - 9000 sel/cc darah. Leukosit berumur 12 hari. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk fagosit (pemakan) bibit penyakit/benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Fungsi fagosit sel darah tersebut terkadang harus mencapai benda asing/kuman jauh di luar pembuluh darah.
Jumlah sel tersebut bergantung dari bibit penyakit/benda asing yang masuk tubuh. Kemampuan leukosit untuk menembus dinding pembuluh darah (kapiler) untuk mencapai daerah tertentu disebut diapedesis. Peningkatan jumlah leukosit merupakan petunjuk adanya infeksi, misalnya radang paru-paru. Leukosit memiliki satu nukleus, bening (tidak berwarna), dan gerakannya mirip dengan Amoeba disebut gerak amuboid. Jumlah leukosit di dalam darah dapat berkurang atau bertambah. Berkurangnya jumlah leukosit sampai di bawah 6.000 sel/cc darah disebut leukopeni. Sedangkan bertambahnya jumlah leukosit melebihi normal di atas 9.000 sel/cc darah disebut leukositosis.

c)      Keping Darah (Trombosit)
Seperti sel darah merah, keping-keping darah tidak mempunyai inti sel dan masa hidupnya pun pendek, yaitu sekitar 10–12 hari. Keping-keping darah berperan dalam proses penghentian pendarahan.
Penghentian pendarahan adalah proses yang kompleks. Pembekuan dimulai ketika keping-keping darah dan faktor-faktor lain dalam plasma darah kontak dengan permukaan yang tidak biasa, seperti pembuluh darah yang rusak atau terluka. Ketika ada permukaan yang terbuka pada pembuluh darah yang terluka, keping-keping darah segera menempel dan menutupi permukaan yang terbuka tersebut. Keping-keping darah yang menempel, faktor lain, dan jaringan yang terluka memicu pengaktifan trombin, sebuah enzim, dari protrombin dalam plasma darah. Trombin yang terbentuk akan mengkatalis perubahan fibrinogen menjadi benang-benang fibrin.
Molekul fibrin menempel satu sama lain, membentuk jaringan berserat. Jaringan protein fibrin ini, menghentikan aliran darah dan membuat darah menjadi padat, seperti gelatin ketika sudah dingin. Jaringan ini membuat sel darah merah terperangkap dan menambah kepadatan dari darah yang beku.
Keping-keping darah menempel di bagian yang berserat dan mengeluarkan benang-benang yang lengket dan membuatnya merekat satu dengan yang lain. Dalam waktu setengah jam, keping-keping darah mengerut, menarik lubang untuk merapat, dan memaksa cairan yang ada untuk keluar. Aksi tersebut menghasilkan pembekuan yang padat dan kuat sehingga membuat luka merapat. Dengan cara inilah, dimulai penyembuhan luka.

           2.      Organ-organ Peredaran Darah pada Manusia
a.      Jantung
Jantung manusia terdiri atas empat ruang, yaitu serambi (atrium) kanan dan serambi kiri di bagian atas, serta bilik (ventrikel) kanan dan bilik kiri di bagian bawah. Serambi berfungsi sebagai persinggahan sementara sebelum darah masuk ke bilik dan dipompa ke seluruh tubuh atau ke paru-paru. Namun, serambi juga berkontraksi mendorong darah menuju bilik. Jantung manusia terdiri atas empat ruang, yaitu serambi (atrium) kanan dan serambi kiri di bagian atas, serta bilik (ventrikel) kanan dan bilik kiri di bagian bawah.
Serambi berfungsi sebagai persinggahan sementara sebelum darah masuk ke bilik dan dipompa ke seluruh tubuh atau ke paru-paru. Namun, serambi juga berkontraksi mendorong darah menuju bilik.
Antara serambi dan bilik, terdapat katup atrioventrikuler, yang berfungsi mencegah aliran balik dari bilik ke serambi saat bilik berkontraksi. Katup atrioventrikuler kanan memiliki tiga lembar katup, sehingga disebut katup trikuspidal. Sementara itu, katup pada bilik kiri memiliki dua katup sehingga disebut katup bikuspidal. Terdapat juga katup semilunaris yang membatasi aorta dengan bilik dan berfungsi mencegah aliran balik darah ke bilik saat bilik berelaksasi.
Perjalanan darah dari seluruh tubuh akan berakhir di serambi kanan melalui vena besar dari bagian atas tubuh (vena kava superior) dan vena besar bagian bawah tubuh (vena kava inferior). Dari serambi kanan, katup atrioventrikuler membuka dan serambi berkontraksi, bersamaan dengan relaksasinya bilik kanan. Segera setelah darah mengalir ke bilik kanan, katup menutup, dan bilik berkontraksi mengalirkan darah ke arteri menuju paru-paru kanan dan kiri.
Pertukaran gas terjadi di paru-paru. Darah dari seluruh tubuh mengandung banyak CO2 sebagai hasil metabolisme. Darah dari paru-paru yang kaya oksigen kemudian memasuki bilik kiri melalui vena dari paru-paru (vena pulmonalis). Peredaran darah dari jantung – paru-paru – jantung disebut peredaran darah kecil.
Katup atrioventrikuler terbuka saat bilik kiri berelaksasi dan darah mengalir ke bilik. Katup atrioventrikuler menutup, kemudian bilik berkontraksi menyebarkan darah ke aorta untuk kembali disebarkan ke seluruh tubuh. Peredaran darah dari jantung – seluruh tubuh – jantung disebut peredaran darah besar. Manusia memiliki peredaran darah kecil dan peredaran darah besar sehingga sistem peredaran darah pada manusia disebut sistem peredaran darah ganda.
Otot jantung memiliki struktur yang khas seperti otot lurik, tetapi bercabang-cabang. Otot jantung disarafi oleh saraf tak sadar. Saraf tersebut menempel ke jantung bagian tengah di antara dua bilik sebagai berkas yang menyebar. Berkas saraf ini disebut berkas Hiss.
Otot jantung memiliki satu siklus kontraksi - relaksasi yang disebut siklus jantung. Periode relaksasi disebut diastol, yaitu ketika serambi jantung menguncup dan bilik jantung mengembang (otot bilik relaksasi). Adapun periode kontraksi disebut sistol, terjadi ketika otot bilik berkontraksi (ruang bilik menguncup) dan darah terdorong keluar.

b.      Pembuluh Darah
1)      Pembuluh Nadi (Arteri)
Pembuluh nadi (arteri) adalah pembuluh yang membawa darah keluar dari jantung ke jaringan. Dinding pembuluh nadi tebal, kuat dan elastis. Lapisan paling dalam dari arteri adalah endotelium yang dikelilingi oleh otot polos. Letaknya agak dalam, tersembunyi dari permukaan tubuh. Denyutnya terasa, misalnya di pergelangan tangan atau di leher, dan mempunyai satu katup dekat jantung. Katup berfungsi menjaga agar darah tidak mengalir kembali ke jantung.
Darah yang keluar dari jantung melalui dua pembuluh nadi. Pembuluh nadi pertama, keluar dari bilik kiri (ventrikel kiri). Pembuluh nadi ini membawa darah yang kaya oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah ini disebut nadi besar (aorta). Pembuluh nadi kedua, keluar dari bilik kanan (ventrikel kanan). Pembuluh nadi ini membawa darah dari seluruh tubuh yang kaya karbon dioksida menuju ke paru-paru. Pembuluh darah ini disebut pembuluh nadi paru-paru.

2)      Pembulu Balik (Vena)
Pembuluh balik (vena) adalah pembuluh darah yang membawa darah dari kapiler menuju jantung. Letaknya dekat permukaan kulit dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis. Lapisan dalamnya bersifat licin karena dilapisi endotelium yang dikelilingi oleh otot polos. Denyut pembuluh balik tidak terasa. Pembuluh balik mempunyai katup di sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar aliran darah berlangsung satu arah, yaitu ke jantung. Selain itu, katup ini juga menjaga agar darah tetap mengalir karena tidak ada pompa pada aliran darah di pembuluh darah balik.
Pada manusia, pembuluh balik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a)      Pembuluh balik paru-paru
Pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) adalah pembuluh balik yang membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri (atrium kiri) jantung. Pembuluh balik paru-paru membawa darah yang kaya oksigen.
b)      Pembuluh balik tubuh
Pembuluh balik tubuh berukuran besar, terdiri atas pembuluh balik atas (vena kava superior) dan pembuluh balik bawah (vena kava inferior). Pembuluh balik atas membawa darah dari tubuh bagian atas, misalnya kepala dan lengan. Pembuluh balik bawah membawa darah dari tubuh bagian bawah. Kedua pembuluh balik tersebut bermuara ke serambi kanan (atrium kanan) jantung dan membawa darah yang kaya karbon dioksida. Karbon dioksida merupakan sisa pembakaran yang terjadi pada seluruh jaringan tubuh.

3)      Pembuluh Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus dan langsung berhubungan dengan sel-sel jaringan tubuh. Pembuluh kapiler menghubungkan ujung pembuluh nadi yang terkecil dan ujung pembuluh balik yang terkecil. Pembuluh kapiler sangat halus dan tipis karena hanya terdiri dari satu lapis sel. Lebar pembuluh kapiler ini hanya selebar 1 sel darah merah sehingga sel darah merah beriringan dalam pembuluh kapiler. Di dalam pembuluh kapiler inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Selama jantung masih bekerja, darah kita akan selalu beredar di sepanjang tubuh. Peredaran darah tersebut merupakan peredaran darah tertutup, karena darah manusia selalu berada dalam pembuluh, tidak pernah langsung masuk ke dalam jaringan tubuh.

c.       Pembuluh Limpa
Selain pembuluh darah, manusia juga memiliki pembuluh limfa. Pembuluh limfa disebut juga pembuluh getah bening. Limfa adalah cairan yang menggenangi jaringan tubuh. Limfa memiliki sistem peredaran sendiri yang dimulai dari jaringan sampai ke vena. Beberapa fungsi limfa di antaranya mengabsorpsi lemak di usus halus dan mengangkutnya ke darah, serta mengambil kelebihan cairan jaringan dan mengembalikannya ke sistem peredaran darah. Selain itu, fungsi yang tidak kalah penting adalah membantu mempertahankan tubuh dari penyakit. Limfa dialirkan dengan mengandalkan kontraksi otot-otot rangka. Dalam tubuh terdapat beberapa nodus limfa. Nodus tersebut terdiri atas sinus-sinus, yaitu ruangan tempat menyaring bahan-bahan yang sudah diabsorpsi atau dihilangkan dari jaringan oleh sel darah putih (makrofag).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut